Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Hubungan Baik, Myanmar Akan Impor Minyak dari Rusia

Kompas.com - 18/08/2022, 16:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Myanmar yang dikuasai militer berencana mengimpor bensin dan bahan bakar minyak Rusia untuk meredakan kekhawatiran pasokan dan kenaikan harga.

Juru bicara junta mengonfirmasi hal ini, menjadikan Myanmar sebagai negara berkembang terbaru yang melakukannya di tengah krisis energi global.

Dilansir dari Reuters, negara Asia Tenggara itu telah memelihara hubungan persahabatan dengan Rusia.

Baca juga: Batas Negara Myanmar

Bahkan, ketika keduanya tetap berada di bawah serangkaian sanksi dari negara-negara Barat, yakni Myanmar atas kudeta militer yang menggulingkan pemerintah terpilih tahun lalu, dan Rusia atas invasinya ke Ukraina, kedua negara tetap berhubungan baik.

Rusia sendiri sedang mencari pelanggan baru untuk energinya di kawasan itu karena tujuan ekspor terbesarnya, Eropa, akan memberlakukan embargo terhadap minyak Rusia secara bertahap akhir tahun ini.

"Kami telah menerima izin untuk mengimpor bensin dari Rusia," kata juru bicara militer Zaw Min Tun dalam konferensi pers pada Rabu (17/8/2022).

Dia menambahkan bahwa impor dari Rusia saat ini disukai karena "kualitas dan biaya rendah".

Pengiriman bahan bakar minyak akan mulai tiba dari September, menurut media.

Baca juga: Bangladesh Minta China Bantu Pemulangan Kembali Pengungsi Rohingya ke Myanmar

Zaw Min Tun mengatakan, kepala junta Min Aung Hlaing membahas minyak dan gas selama perjalanan ke Rusia bulan lalu.

Myanmar saat ini mengimpor bahan bakarnya melalui Singapura.

Myanmar akan mempertimbangkan eksplorasi minyak bersama di Myanmar dengan Rusia dan China, katanya.

Militer telah membentuk Komite Pembelian Minyak Rusia yang dipimpin oleh sekutu dekat Min Aung Hlaing untuk mengawasi pembelian, impor, dan pengangkutan bahan bakar dengan harga yang wajar berdasarkan kebutuhan Myanmar.

Baca juga: Bayi Gajah Putih Langka Lahir di Myanmar

Selain gejolak politik dan kerusuhan sipil, Myanmar sendiri telah terpukul keras oleh harga bahan bakar yang tinggi dan pemadaman listrik.

Hal ini mendorong kepemimpinan militernya untuk beralih ke impor bahan bakar minyak yang dapat digunakan di pembangkit listrik.

Dalam seminggu terakhir, pompa bensin telah ditutup di berbagai bagian negara itu karena kekurangan, menurut laporan media.

Baca juga: ASEAN: Superman Pun Tak Bisa Selesaikan Krisis Myanmar

Rusia juga merupakan pemasok utama senjata bagi militer Myanmar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com