BEIJING, KOMPAS.com - Pemerintah China telah berjanji untuk meningkatkan layanan pra dan pasca kelahiran untuk mendorong lebih banyak orang memiliki anak.
China juga menegaskan kembali niatnya untuk "mencegah" aborsi demi membalikkan tingkat kelahiran yang menurun.
Dilansir Guardian, langkah-langkah yang diumumkan komisi kesehatan nasional negara itu termasuk janji untuk membuat perawatan kesuburan lebih mudah diakses.
Baca juga: Di Ambang Krisis Demografi, China Ubah Kebijakan demi Tingkatkan Angka Kelahiran Lagi
Selama beberapa tahun, pihak berwenang telah menandai perluasan akses kesuburan ke wanita lajang, tetapi tetap tersedia hanya untuk pasangan yang sudah menikah.
Pengajuan pengadilan oleh seorang wanita baru-baru ini juga ditolak.
Komisi mengatakan akan memandu pemerintah daerah dan lembaga kesehatan untuk membuat perubahan.
Ini termasuk penyediaan layanan yang ditargetkan kepada massa melalui pendidikan kesehatan, konseling psikologis, layanan pengobatan tradisional China, perawatan obat, perawatan bedah, teknologi reproduksi, dan cara lain untuk meningkatkan tingkat pencegahan dan pengobatan infertilitas.
Kampanye pendidikan kesehatan reproduksi juga akan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Baca juga: Pasukan China Bertolak ke Rusia untuk Latihan Militer
Kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak diperlukan secara medis nantinya akan dikurangi.
Hal tersebut menandai upaya yang paling komprehensif di tingkat nasional, termasuk upaya untuk mengurangi aborsi, yang umumnya mudah diakses selama bertahun-tahun.
Setidaknya ada 9,5 juta aborsi dilakukan antara 2015 hingga 2019, menurut laporan yang diterbitkan oleh komisi pada akhir 2021, tetapi beberapa ahli percaya jumlahnya jauh lebih tinggi.
Pemerintah sebelumnya secara terbuka menyatakan niatnya untuk mencegah “aborsi non-medis” pada September 2021 tetapi belum mendefinisikan apa yang dimaksud dengan “non-medis”.
Baca juga: Kapal Militer China Berlabuh di Sri Lanka, India Khawatir Dimata-matai
China memiliki salah satu tingkat kelahiran terendah di dunia, dan upaya pemerintah untuk mendorong orang memiliki lebih banyak anak belum berhasil sejauh ini.
Negara ini mendekati krisis demografis dengan tingkat pertumbuhan penduduk terendah dalam lebih dari enam dekade.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.