“Saya masih berusaha untuk mencapai sesuatu untuk diri saya sendiri.”
Sejak Taliban mengambil alih, keamanan telah memburuk di Afghanistan dengan ancaman dari militan ISIS yang meningkat.
Abassi dari Kabul barat menceritakan bagaimana perjalannya ke tempat kerja berubah menjadi insiden berdarah, setelah bom meledak di bus yang ditumpanginya.
“Teman saya dan saya sedang mengobrol di bus tiba-tiba dunia di sekitar kami meledak. Kami menemukan diri kami di tengah pembantaian,” ujarnya menambahkan dia mendapat luka di kaki dan dada sementara temannya mengalami luka pada kaki kanannya.
Baca juga: Kembali ke Afghanistan, Tentara Berbahaya Ini Dapat Fasilitas Mewah dan Dibiayai Taliban
“Setelah Taliban mengambil alih, segalanya menjadi sulit, tetapi saya melanjutkan pekerjaan saya dan bertekad hidup dengan berani. Sekarang, setelah serangan itu, saya hidup dalam ketakutan yang konstan. Rasa sakit dari luka saya sangat menyiksa.”
Abassi telah menjalani lima operasi dan tidak bisa pergi ke kamar mandi atau berpakaian sendiri tanpa bantuan. Tapi luka psikologisnya juga dalam.
“Saya harus melewati tempat ledakan bom untuk sampai ke janji dokter saya, dan setiap kali saya merasakan kendaraan bergetar, panasnya ledakan dan suara orang berteriak. Itu terus berulang dan berulang di depan mata saya ketika saya mencoba untuk tidur.”
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.