Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Bawah Tekanan Ekonomi, Dubes Pastikan Komitmen Uni Eropa untuk Pendidikan Indonesia Tetap Kuat

Kompas.com - 23/07/2022, 20:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Uni Eropa tetap berkomitmen menjalankan program pendidikan Erasmus, yang juga menawarkan beasiswa kepada ratusan pelajar Indonesia, meski gejolak terus terjadi di negara anggotanya di tengah invasi Rusia ke Ukraina.

Duta Besar (Dubes) Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket mengatakan program pendidikan yang sudah menginjak 35 tahun ini justru semakin kuat setelah mengalami banyak tantangan, termasuk pandemi dalam dua tahun terakhir.

Baca juga: Rusia Sebut Sanksi Baru Uni Eropa Bisa Remukkan Ekonomi Global

"Sudah 35 tahun program Erasmus terus berjalan dengan baik bahkan selama pandemi. Walau banyak yang tidak bisa pergi secara fisik atau ada yang menunda, masih banyak yang berpartisipasi. Jadi kami akan terus melanjutkan program ini sekarang," kata Vincent dalam wawancaranya dengan wartawan di Jakarta pada Sabtu (23/7/2022).

Vincent mengaku inflasi tahun ini akan lebih tinggi imbas tekanan perang yang dimulai Rusia di Ukraina. Namun dia optimis kondisi Eropa akan lebih baik tahun depan.

“Pelajar harus bisa mengendalikan pengeluarannya masing-masing dengan bijak. Untungnya rupiah kuat sehingga pelajar dari Indonesia justru bisa memiliki kemampuan pengeluaran ekstra.”

Kondisi tersebut mungkin berdampak pada biaya hidup di Eropa, sehingga dia menyarankan agar pelajar bisa bijak dalam mengelola pengeluaran.

Ekonomi Eropa diakui berada di bawah tekanan, tapi menurutnya hal itu tidak akan mengganggu program pendidikan.

“Eropa tempat yang aman, saya optimis pelajar dapat tetap menikmati waktu belajarnya dengan nyaman di Eropa.”

Baca juga: UPDATE Gelombang Panas Eropa, 500 Orang Tewas akibat Suhu Ekstrem di Spanyol

Dia mengingatkan dengan Covid-19 masih berkembang termasuk di dunia. Dia berpesan agar semua pelajar utamanya mereka, yang berhasil meraih beasiswa Erasmus+ dan akan pergi ke Eropa tahun ini dari Indonesia, tetap perlu menjaga kedisiplinan individu.

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia berharap pelajar Indonesia di Eropa bisa memanfaatkan waktunya untuk mengembangkan keterampilan terutama terkait bahasa dan juga untuk mengenal beragam budaya di Eropa dengan menggunakan visa schengen.

“Cobalah untuk berkeliling ke berbagai negara Uni Eropa menggunakan kereta yang sangat mudah dan murah. Nikmatilah kehidupan di negara Eropa yang besar dengan mobilitas yang bebas.”

Tahun ini menurutnya adalah periode yang luar biasa dalam kerja sama Indonesia dan Uni Eropa, dengan penerima beasiswa Erasmus dalam jumlah terbesar, yaitu 210 pelajar.

Dari 210 orang tersebut, 91 di antaranya menerima beasiswa Erasmus Mundus Joint Master’s (EMJM).

Sementara, 119 mahasiswa dan dosen lainnya menerima beasiswa Erasmus Mobility untuk pertukaran jangka pendek guna belajar atau mengajar di sejumlah perguruan tinggi di Eropa.

Baca juga: Tanggapi Ancaman Pemangkasan Gas Rusia, Ini yang Dilakukan Uni Eropa

Jumlah itu menempatkan Indonesia pada 10 besar negara dengan jumlah penerima beasiswa Erasmus Mundus tertinggi di dunia.

Vincent juga berharap supaya pelajar Indonesia di "Benua Biru" bisa menjadi duta bagi negara dengan membangun relasi yang baik dengan pelajar Eropa. Termasuk memperkenalkan budaya dan sistem pendidikan di Indonesia sehingga banyak juga orang Eropa mau belajar ke Indonesia. 

Erasmus sendiri menurutnya sejak dijalankan telah diikuti sekitar 4 juta pelajar, dan menjadikannya program pemuda terbaik yang pernah dimiliki Uni Eropa.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com