ANKARA, KOMPAS.com – Turkiye mengatakan berhasil menengahi perjanjian dengan Rusia untuk mencabut blokade ekspor biji-bijian dari Ukraina melalui Laut Hitam.
Perjanjian mencabut blokade pelabuhan Ukraina sangat penting karena sekitar 20 juta ton biji-bijian tidak bisa keluar dari Ukraina.
Dari berbagai negara utama pengimpor gandum Ukraina, Indonesia adalah salah satunya.
Baca juga: Sepakat, Ukraina-Rusia Buka Lagi Keran Ekspor Gandum
Perjanjian ditandatangani pada Jumat (22/7/20220) di Istanbul oleh Ukraina, Rusia, Turkiye, dan Sekretaris Jendral PBB.
Ukraina mengatakan tidak akan menandatangani kesepakatan langsung dengan Rusia tetapi dengan PBB dan Turkiye.
Perwakilan Ukraina dan Rusia menghadiri upacara penandatanganan di Istanbul, tapi mereka tidak berada pada meja yang sama.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, menandatangani kesepakatan lebih dulu.
Menteri Infrastruktur Ukraina, Oleksandr Kubrakov, menyusul kemudian.
Kesepakatan itu dibuat untuk 120 hari mendatang.
Guna memastikan agar kesepakatan dilaksanakan, sebuah tim berisi pejabat perwakilan PBB, Rusia, dan Ukraina dibentuk. Mereka akan melakukan fungsi koordinasi dan pemantauan di Istanbul.
Kesepakatan tersebut bisa diperbarui jika pihak Rusia dan Ukraina sama-sama setuju.
Baca juga: Ekspor Gandum Ukraina, Kyiv Cuma Mau Deal dengan PBB dan Turkiye, Tanpa Rusia
Menurut para diplomat, pihak-pihak terkait sepakat:
Harga gandum di pasar global turun setelah muncul kabar kesepakatan Rusia-Ukraina ini.
Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan mengatakan, "kami bangga karena berperan penting dalam kesepakatan ini dan memainkan pernan besar dalam menyelesaikan krisis pangan global".
Sementara Sekretaris Jendral PBB Antonio Guterres mengatakan perjanjian kali ini adalah kesepakatan untuk dunia.