Pemerintahnya telah memberlakukan pajak 10 persen pada industri skala besar selama satu tahun, untuk mengumpulkan 1,93 miliar dollar AS. Tujuannya untuk mencoba mengurangi kesenjangan antara pendapatan dan pengeluaran pemerintah - salah satu tuntutan utama IMF.
"Jika mereka dapat mengumpulkan dana ini, pemberi pinjaman keuangan lainnya seperti Arab Saudi dan UEA (Uni Emirat Arab) mungkin bersedia memberikan kredit," Andrew Wood, analis S&P Global Ratings mengatakan kepada BBC.
Bulan lalu, seorang menteri senior di pemerintahan Pakistan meminta warganya untuk mengurangi jumlah teh yang mereka minum untuk memotong tagihan impor negara itu.
Pinjaman China sekali lagi memainkan peran di sini, dengan Pakistan dilaporkan berutang lebih dari seperempat utangnya ke Beijing.
Maladewa telah melihat utang publiknya membengkak dalam beberapa tahun terakhir dan sekarang jauh di atas 100 persen dari PDB-nya.
Seperti Sri Lanka, pandemi menghantam ekonomi negara kepulauan yang sangat bergantung pada pariwisata ini.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Warga Maladewa Marah soal Presiden Sri Lanka | Indonesia Terancam Resesi
Negara-negara yang sangat bergantung pada pariwisata cenderung memiliki rasio utang publik yang lebih tinggi, tetapi Bank Dunia mengatakan negara kepulauan itu sangat rentan terhadap lonjakan harga bahan bakar karena ekonominya tidak terdiversifikasi.
Bank investasi AS JPMorgan mengatakan bahwa negara tujuan liburan itu berisiko gagal bayar utangnya pada akhir 2023.
Inflasi Bangladesh pada Mei menyentuh 7,42 persen, level tertinggi dalam 8 tahun.
Dengan cadangan mata uang asing yang semakin menipis, pemerintahnya telah bertindak cepat untuk mengekang impor yang tidak penting.
Pemerintahan Presiden Abdul Hamid juga melonggarkan aturan untuk menarik pengiriman uang dari jutaan imigran yang tinggal di luar negeri, dan mengurangi perjalanan ke luar negeri bagi para pejabat.
Kepada BBC, analis kedaulatan di S&P Global Ratings Kim Eng Tan mengatakan negara dengan defisit transaksi berjalan - seperti Bangladesh, Pakistan dan Sri Lanka - pemerintah menghadapi tantangan serius dalam meningkatkan subsidi.
Baca juga: 5 Negara yang Bangkrut Sebelum Sri Lanka, Bagaimana Cara Mereka Bertahan?
Pakistan dan Sri Lanka telah meminta bantuan keuangan kepada IMF dan pemerintah lainnya.
Namun "Bangladesh (masih) harus kembali memprioritaskan pengeluaran pemerintah dan memberlakukan pembatasan aktivitas konsumen," katanya.
Naiknya harga pangan dan energi mengancam ekonomi dunia yang dilanda pandemi.