Krisis Sri Lanka diperparah dengan SPBU yang kehabisan bensin dan solar, meskipun sudah meminta diskon minyak ke Rusia dan negara lainnya.
Tingkat inflasi tidak resminya adalah yang kedua tertinggi setelah Zimbabwe, membuat banyak barang--jika dapat ditemukan--terlalu mahal bagi banyak orang untuk membelinya.
PBB memperingatkan, Sri Lanka sedang menghadapi krisis kemanusiaan yang mengerikan. Jutaan orang sudah membutuhkan bantuan.
Lebih dari tiga perempat populasi Sri Lanka mengurangi asupan makanan mereka karena kekurangan pangan yang parah, kata PBB.
Baca juga: Dulu, Ketika Sri Lanka Belum Bangkrut dan Cukup Kaya...
Setelah berbulan-bulan demo Sri Lanka pecah, para loyalis trah Rajapaksa mengamuk pada Mei. Sedikitnya sembilan orang tewas dalam kekerasan nasional, sementara rumah-rumah anggota partai yang berkuasa dibakar.
Mahinda Rajapaksa kemudian mundur sebagai perdana menteri dengan dikawal pasukan keamanan dari kediamannya, tetapi Gotabaya Rajapaksa tetap bertahan dan menunjuk politisi veteran Ranil Wickremesinghe (73) sebagai perdana menteri.
Namun, Ranil Wickremesinghe tidak banyak menunjukkan usahanya dan pada Sabtu (9/7/2022) rumahnya dibakar oleh pengunjuk rasa, bahkan ketika dia menawarkan untuk mengundurkan diri juga. PM Sri Lanka itu tidak ada di rumah ketika pembakaran.
Menurut ketua parlemen, Gotabaya Rajapaksa akan secara resmi mengundurkan diri pada Rabu (13/7/2022) untuk memastikan transisi damai.
Penggantinya harus dipilih melalui pemungutan suara di parlemen dalam waktu satu bulan setelah Gotabaya Rajapaksa lengser, tetapi ketua parlemen menjanjikan penunjukan pemimpin baru dalam waktu seminggu.
Masalahnya, pada Minggu (10/7/2022) tidak jelas siapa yang bisa mengumpulkan cukup dukungan di antara anggota parlemen untuk menggantikan Gotabaya Rajapaksa.
"Kami menuju ketidakpastian yang berbahaya," kata anggota parlemen minoritas Tamil Dharmalingam Sithadthan kepada AFP. "Harusnya Gota segera mengundurkan diri tanpa meninggalkan kekosongan kekuasaan."
Baca juga: Ini Nasib Uang Rp700 Juta yang Ditemukan Pengunjuk Rasa di Istana Presiden Sri Lanka
Dengan demikian, alasan kenapa Sri Lanka bisa krisis dan semakin parah juga dapat bertambah jika tidak mendapatkan sosok pemimpin yang tepat.