Pipa itu kini hanya beroperasi pada kapasitas 40 persen karena perselisihan tentang perbaikan peralatan.
Sementara itu Amerika Serikat (AS), telah memberlakukan sanksi terhadap minyak Rusia tetapi mengatakan aliran dari Kazakhstan melalui Rusia harus berjalan tanpa gangguan.
Uni Eropa telah menyatakan keinginan untuk menghentikan ketergantungan pada bahan bakar fosil Rusia pada 2027.
Baca juga: Kazakhstan Umumkan Rencana Reformasi Konstitusi Batasi Kekuasaan Presiden
Mengingat hal itu, anggota parlemen Uni Eropa pada Rabu (6/7/2022) memilih untuk memasukkan gas alam dan nuklir dalam daftar kegiatan berkelanjutan blok itu, dan mendukung proposal dari badan eksekutif Uni Eropa yang telah menuai kritik keras dari pemerhati lingkungan.
Padahal sejak awal, isu tentang tenaga nuklir telah menimbulkan diskursus yang membagi para pemerhati lingkungan, pakar energi, dan pemerintah selama bertahun-tahun.
Beberapa berpendapat itu adalah sumber energi yang penting karena diproduksi tanpa emisi dan dengan demikian 'bersih'. Sementara yang lain mengatakan risiko kecelakaan nuklir yang menghancurkan terlalu besar dan infrastrukturnya lama dan mahal untuk dibangun.
Gas alam cair, jelas merupakan bahan bakar fosil, sehingga dikritik habis-habisan di aktivis lingkungan.
Ironisnya di tengah invasi Rusia ke Ukraina, upaya memasukan gas dan nuklir ke dalam golongan “energi bersih” sejatinya juga memecah 27 negara anggota Uni Eropa, dan bahkan kelompok politik parlemen.