TASHKENT, KOMPAS.com - Presiden Uzbekistan menyalahkan "pasukan asing" karena menghasut kerusuhan di republik otonomi Karakalpakstan negara Asia Tengah itu.
Pihak berwenang mengatakan 14 warga sipil dan empat petugas penegak hukum tewas dalam kerusuhan di Uzbekistan pekan lalu.
Kementerian Luar Negeri Uzbekistan mengatakan pada Rabu (6/7/2022) bahwa 107 petugas penegak hukum terluka parah, 23 di antaranya dalam kondisi serius.
Baca juga: Jawaban Rusia Saat Ditanya Keterlibatan dalam Kerusuhan di Uzbekistan
"Tentu saja, peristiwa ini tidak diatur dalam satu hari atau 10 hari. Tindakan ini telah disiapkan selama bertahun-tahun oleh kekuatan jahat asing," kata Presiden Shavkat Mirziyoyev dalam pernyataan yang dipublikasikan di saluran Telegram juru bicaranya pada Rabu (6/7/2022).
"Tujuan utama mereka adalah menyerang keutuhan wilayah Uzbekistan dan menciptakan konflik antaretnis," katanya sebagaimana dilansir dari Reuters.
Mirziyoyev tidak mengatakan bukti apa yang ditemukan tentang keterlibatan asing atau menyebutkan negara mana pun secara spesifik.
Presiden Uzbekistan mengatakan "peristiwa yang tidak menyenangkan" itu merupakan sumber keprihatinan, dan jaksa tinggi negara bagian akan melakukan penyelidikan menyeluruh.
Baca juga: UPDATE Kerusuhan Uzbekistan: Ribuan Terluka dalam Bentrokan, Konflik Etnis Dikhawatirkan Pecah
Kerusuhan di Uzbekistan pecah sebagai tanggapan atas rencana pemerintah untuk mencabut status otonomi Karakalpakstan. Mirziyoyev dengan cepat meninggalkan rencana itu ketika demonstrasi pecah.
Mirziyoyev telah memberlakukan keadaan darurat selama sebulan di republik itu, di mana akses ke internet telah ditutup.
Departemen Luar Negeri AS minggu ini menyerukan penyelidikan penuh dan transparan atas kematian dalam kerusuhan di Uzbekistan tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.