Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Kerusuhan Kazakhstan, Warga Ungkap Kesulitan Hidup di Negara Kaya Sumber Daya

Kompas.com - 11/01/2022, 18:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

ALMATY, KOMPAS.com - Sebelum kerusuhan Kazakhstan pecah dengan bentrokan yang menewaskan puluhan orang, warga di barat negara kaya minyak itu sudah lebih dulu menggelar protes atas kenaikan bahan bakar yang tiba-tiba pada Tahun Baru.

Di Kazakhstan, kemarau panjang musim panas dan komplikasi dalam perdagangan negara, yang terkurung daratan dengan China, membuat 2021 menjadi tahun yang sangat mahal. Diperkirakan inflasi yang kuat juga akan berlanjut tahun ini.

Baca juga: Kronologi Kerusuhan Kazakhstan Versi Pemerintah: Penyebab Demo hingga Penetapan Hari Berkabung

Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev pun menurunkan harga LPG lebih dari setengahnya pada Selasa (4/1/2022) setelah terpojok.

Tapi langkah itu dinilai terlambat untuk menyelamatkan stabilitas reputasi pemerintah, yang dikembangkan dengan hati-hati oleh kepemimpinan otoriter, yang sadar akan citra republik.

Sejak malam itu dan pada Rabu (5/1/2022) kota selatan Almaty menyaksikan protes dengan keganasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Gedung-gedung pemerintah dirampas dan dibakar, sebelum tentara dan misi penjaga perdamaian yang dipimpin Rusia memulihkan situasi yang mengkhawatirkan.

Ketika penduduk mengamati sisa-sisa kehancuran, banyak yang menyalahkan jurang kesenjangan antara elit penguasa, yang terus-menerus mencari cara untuk memperkaya diri sendiri, dengan orang-orang biasa yang semakin miskin.

Pemandangan gedung yang rusak dari partai penguasa Kazakhstan The Nur Otan setelah bentrokan di Almaty, Kazakhstan, Kamis, 6 Januari 2022. AP PHOTO/VLADIMIR TRETYAKOV Pemandangan gedung yang rusak dari partai penguasa Kazakhstan The Nur Otan setelah bentrokan di Almaty, Kazakhstan, Kamis, 6 Januari 2022.

Baca juga: Presiden Kazakhstan Sebut Kerusuhan adalah Upaya Kudeta

“Kami hidup dalam kemiskinan”

"Semuanya menjadi sangat mahal," keluh Galiya, seorang pengunjuk rasa berusia 42 tahun yang hanya menyebutkan nama depannya.

"Kami memiliki semua mineral dalam tabel periodik di sini, tetapi kami hidup dalam kemiskinan,” keluhnya melansir AFP pada Senin (10/1/2022).

Sementara kata dia, pemerintah hanya menaikkan upah minimum dari 42.500 tenge (kira-kira Rp 1,4 juta) menjadi 60.000 tenge (Rp 2 juta) pada awal tahun. Dia pun mengaku berencana pergi ke luar negeri untuk mencari pekerjaan, jika tidak ada perubahan besar pada pemerintah.

“Bagaimana Anda akan mulai hidup di sini dengan itu (upah minimum)?"

Kuartal terakhir 2021 mewariskan Kazakhstan dengan inflasi pangan terburuk sejak 2016. Protes nasional yang belum pernah terjadi sebelumnya juga terjadi saat itu, karena warga menentang proposal amandemen, yang memperpanjang sewa tanah untuk investor asing.

Para demonstran sering merujuk ke China, negara tetangga yang kepentingan ekonominya di negara itu telah memicu kecemasan di masa lalu.

Baca juga: Suasana Kota Almaty Mirip Film tentang Kiamat Usai Kerusuhan Kazakhstan

Tetapi analis lokal berpendapat bahwa protes ketika itu merupakan tanggapan atas langkah kilat pemerintah Kazakhstan, yang menghapus dukungan pada mata uang tenge tahun sebelumnya.

Keputusan itu menciptakan devaluasi hingga 50 persen, sehingga meruntuhkan daya beli masyarakat lokal. Di saat yang sama, itu memperburuk kebencian kepada pejabat tingkat tinggi Kazakhstan dan gaya hidup mereka di luar negeri.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com