Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Sukses Turunkan 40 Persen Polusi Udara dalam 7 Tahun, Apa Resepnya?

Kompas.com - 06/07/2022, 14:31 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

BEIJING, KOMPAS.com - Foto-foto yang menggambarkan kondisi polusi udara yang pekat sehingga matahari tak tampak di siang hari adalah pemandangan yang biasa di China dalam satu dekade terakhir. Tapi hal itu tak terjadi lagi saat ini.

Negara itu berhasil mengurangi jumlah partikel udara yang merugikan sebanyak 40 persen dalam kurun waktu tujuh tahun, sejak tahun 2013 hingga 2020, menurut studi berdasar pengukuran satelit yang dipublikasikan oleh Energy Policy Insitute (EPIC) dari Universitas Chicago,

Itu adalah penurunan populasi udara tertinggi di suatu negara dalam waktu yang singkat.

Pada kenyataannya, Amerika Serikat (AS) membutuhkan waktu tiga dekade untuk mencapai jumlah penurunan polusi yang sama sejak kebijakan menurunkan emisi industri dan kendaraan—yang dikenal dengan Clean Air Act—dikeluarkan pada 1970.

Bagaimana China melakukannya dalam waktu singkat?

Baca juga: Polusi Udara Kronis Pangkas Angka Harapan Hidup 2 Tahun, Lebih Buruk dari HIV/AIDS

Di ambang tak layak

Foto yang diambil pada 2013 ini menunjukkan polusi ekstrem di kota Harbin, salah satu kota dengan polusi tinggi di China.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Foto yang diambil pada 2013 ini menunjukkan polusi ekstrem di kota Harbin, salah satu kota dengan polusi tinggi di China.

Demi menjawab pertanyaan itu, kita harus kembali ke tahun 2013, ketika polusi udara di negara-negara Asia mencapai level ekstrem.

Pada tahun itu, China mencatat rata-rata 52,4 mikrogram (µg) per meter kubik (m3) partikel polutan PM2,5, sepuluh kali lebih banyak dari batas yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hari ini.

Partikel halus PM2,5, yang berasal dari pembakaran bahan bahan bakar fosil, sangat berbahaya bagi kesehatan karena kemampuannya yang tinggi untuk menembus saluran pernapasan.

"Pada saat itu, Beijing mengalami apa yang kami sebut akan kiamat, dengan polusi ekstrem yang membuat orang sadar akan masalah tersebut," kata Christa Hasenkopf, direktur program kualitas udara di EPIC dan salah satu penulis laporan tersebut, kepada BBC Mundo.

Baca juga: Bumi Kian Terpuruk, Polusi Karbon Dioksida Catatkan Rekor Tertinggi pada 2021

Ini adalah pemandangan di Kota Terlarang di Beijing pada 2013.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Ini adalah pemandangan di Kota Terlarang di Beijing pada 2013.

Oleh karena situasi yang serius ini, pemerintah China mendeklarasikan perang melawan polusi udara.

Pada akhir 2013, pemerintah mengimplementasikan rencana aksi nasional tentang kualitas udara, demi menurunkan polusi dalam periode empat tahun, dengan anggaran sebesar 270.000 juta dollar AS, atau sekitar Rp 4 triliun.

Dewan Kota Beijing menambah anggaran dana sebesar 120.000 dollar AS, setara Rp 1,8 triliun.

Baca juga: Darurat Polusi Plastik: Udara yang Kita Hirup Mengandung Mikroplastik

Perang melawan batu bara

Rencana aksi itu menetapkan target khusus untuk menurunkan polusi udara sekitar 35 persen dalam jangka waktu lima tahun ke depan.

Adapun, musuh pertama dari polusi udara adalah mineral yang memungkinkan industrialisasi yang pesat di China yang dimulai pada kuartal terakhir abad ke-20, sekaligus sumber energi utama di negara itu: batu bara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com