Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Sukses Turunkan 40 Persen Polusi Udara dalam 7 Tahun, Apa Resepnya?

Kompas.com - 06/07/2022, 14:31 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

"Kami memperkirakan China secara keseluruhan akan memperoleh dua tahun (tambahan) harapan hidup rata-rata jika warga terus menghirup udara yang lebih bersih dibandingkan dengan tahun 2013," kata Christa Hasenkopf, direktur program kualitas udara di EPIC.

Hasenkopf mencatat bahwa sebagian besar kota besar di negara ini telah berhasil mengurangi polusi mereka lebih dari rata-rata nasional 40 persen antara 2013 hingga 2020.

Di Shanghai, partikel polutan menurun sebesar 44 persen, di Guangzhou sebesar 50 persen, di Shenzen sebesar 49 persen dan di Beijing sebesar 56 persen .

"Warga keempat kota menghirup udara yang jauh lebih bersih," tuturnya.

Baca juga: 100 Kota di Dunia Paling Tercemar Polusi Udara: 94 Berada di India, China, dan Pakistan

Rencana-rencana lain

Program selama empat tahun yang dimulai pada 2013 kemudian diikuti oleh rencana jangka pendek selama dua hingga tiga tahun untuk menurunkan polusi udara, yakni pada 2018 dan 2020, yang semakin memperketat langkah-langkah pengendalian emisi.

Di sisi lain, pembatasan dan pengetatan akibat Covid-19 telah mengurangi aktivitas industri dan transportasi, yang kemudian berdampak pada penurunan polusi.

Ditanya apakah ini mungkin memengaruhi hasil penelitian, Hasenkopf menjawab bahwa dampak pandemi belum dievaluasi secara khusus.

Tapi dia meyakini bahwa data untuk tahun 2020 di China tampaknya cocok secara umum dengan tren penurunan tingkat polusi yang konstan sejak 2014, terlepas dari faktor Covid.

Baca juga: Cerita WNI di India Hidup Diselimuti Polusi Udara Parah: Sudah Biasa Seperti Ini

Dibandingkan negara-negara lain

Namun demikian, terlepas dari upaya yang dilakukan selama beberapa tahun terakhir, China masih harus menempuh jalan panjang untuk membersihkan langit di kota-kotanya.

Polusi di Beijing saat ini rata-rata mencapai 37,9 µg/m3, angka yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan tingkat polusi di New York yang hanya 6,3µg/m3, merujuk data satelit terbaru.

Adapun tingkat polusi di London mencapai 9 µg/m3, sementara di Madrid sebesar 6,9 µg/m3, dan di Meksiko mencapai 20,7 µg/m3.

Meski begitu, penelitian yang dilakukan Universitas Chicago memperkirakan bahwa penduduk di Ibu Kota China, Beijing, akan hidup rata-rata 4,4 tahun lebih lama dibanding 2013, berkat penurunan partikel polutan tersebut.

Di tempat-tempat lain, situasinya jauh lebih buruk: polusi udara di New Delhi mencapai 107,6 µg/m3, atau 20 kali lebih banyak ketimbang ambang batas 5 µg/m3 yang direkomendasikan WHO.

Baca juga: Pemkot New Delhi Tolak Lockdown untuk Atasi Polusi Udara India yang Semakin Berbahaya

Bangladesh, India, Nepal, dan Pakistan adalah negara-negara dengan udara yang tak layak di dunia, sementara China, yang dalam dekade terakhir termasuk dalam lima besar, kini berada di posisi kesembilan dengan 31,6 µg/m3, merujuk pada data satelit pada 2020.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com