Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/07/2022, 10:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com – China membantah peringatan Kepala NASA Bill Nelson bahwa China mungkin berencana untuk mengambil alih Bulan.

Sebelumnya, Nelson mengatakan dalam wawancara dengan outlet berita Jerman, Bild, yang terbit pada Sabtu (2/7/2022) bahwa pihaknya mengkhawatirkan China.

“Kita harus sangat khawatir bahwa China mendarat di bulan dan mengatakan: ‘Ini milik kami sekarang dan kalian harus menjauh’,” kata Nelson.

Baca juga: Singapura Akan Eksekusi Mati Pengedar Narkoba Kedua dalam 2 Bulan

Selain itu, Nelson juga mengkritik Beijing memiliki “program luar angkasa militer”.

Nelson juga mengeklaim bahwa “Negeri Panda” sedang merumuskan cara untuk menghancurkan satelit orang lain.

“China memang bagus. Tapi China juga pandai mencuri ide dan teknologi dari orang lain,” kata Nelson kepada Bild.

Menanggapi pernyataan Nelson, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan dalam konferensi pers pada Senin (4/7/2022) bahwa Beijing dengan tegas menolak pernyataan seperti itu.

Baca juga: Video Astronot Jatuh di Permukaan Bulan Viral, Warganet: Dia Tak Berbakat Moonwalk

Secara terpisah, outlet media pemerintah China, CGTN, melaporkan bahwa Zhao menuturkan bahwa beberapa pejabat AS terus-menerus mencoreng usaha luar angkasa China yang normal dan masuk akal.

Zhao menambahkan, AS menciptakan ancaman besar untuk eksplorasi ruang angkasa, sebagaimana dilansir Business Insider.

Dia juga berkeras bahwa program ruang angkasa China hanya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan teknologi, ilmiah, dan keamanan negara itu.

The Global Times, outlet media pemerintah China lainnya, juga mengecam Nelson melalui op-ed anonim dengan menyebut Nelson berpikiran kolonial.

Baca juga: Kabar Baik, Ilmuwan Berhasil Tumbuhkan Tanaman di Tanah dari Bulan

Anonim tersebut dalam artikelnya di The Global Times juga menuding Nelson membesar-besarkan ancaman China di ruang angkasa.

China dan Rusia sedang membangun stasiun luar angkasa bersama, sebuah proyek yang mungkin hampir selesai.

Sejauh ini, hanya Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang menjadi satu-satunya stasiun ruang angkasa yang beroperasi penuh.

Namun, ditemukan retakan di sana, tepatnya di modul stasiun Rusia. Sehingga ISS kemungkinan akan diorbitkan dalam 10 hingga 15 tahun ke depan.

Baca juga: 3 Astronot China Akhirnya Pulang ke Bumi Setelah Misi 6 Bulan, Bawa Oleh-oleh?

China juga berencana mengirim astronot ke bulan pada 2030-an.

Pada November, astronot China Wang Yaping menjadi wanita China pertama yang menyelesaikan perjalanan ruang angkasa saat menjalankan misi ke stasiun luar angkasa Tiangong, yang masih dalam tahap pembangunan.

Pada Juni 2021, sebuah perusahaan China juga mengatakan sedang mengerjakan rencana "tangga luar angkasa" untuk mengirimkan manusia dan kargo ke Mars dalam sebuah kapsul.

Baca juga: Roket yang Akan Menabrak Bulan adalah Milik China, Bukan dari SpaceX

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com