MOSKWA, KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya, Rusia mengakui kehabisan senjata dalam perang Ukraina, setelah pemerintah Presiden Vladimir Putin membuat rancangan undang-undang (RUU) federal yang memungkinkan negara itu memperbaiki senjata dan peralatan militer dengan cepat.
Pada Kamis (30/6/2022) malam, Kremlin mengajukan RUU ke State Duma (Parlemen Rusia) tentang langkah-langkah ekonomi khusus untuk kontrateroris dan operasi lain di luar Rusia.
Sebuah catatan penjelasan yang dilampirkan pada RUU tersebut mengatakan bahwa ada "peningkatan kebutuhan jangka pendek untuk perbaikan senjata dan peralatan militer," terutama di tengah perang Putin melawan Ukraina.
RUU itu mengusulkan, di antara soal langkah-langkah lain seperti penggunaan aset material dari cadangan negara, pengaktifan sementara kapasitas dan fasilitas mobilisasi, serta kerja lembur di tiap-tiap organisasi.
Teks rancangan undang-undang tersebut mencatat perlunya Rusia untuk memperbaiki senjata dan peralatan militernya, di tengah "operasi militer khusus di wilayah Republik Rakyat Donetsk, Republik Rakyat Luhansk dan Ukraina."
Hal itu mengacu pada serangan Rusia ke Ukraina, yang diperintahkan Putin diluncurkan akhir Februari.
“Kebutuhan untuk segera memenuhi kebutuhan itu, terutama dalam konteks pengenalan tindakan awal oleh negara asing dan organisasi internasional terhadap warga negara Rusia dan badan hukum Rusia,” menurut teks RUU itu sebagaimana dilansir Newsweek pada Sabtu (2/7/2022), yang telah menghubungi kementerian luar negeri Rusia untuk memberikan komentar.
Baca juga: Ukraina Temukan Hard Drive 100 GB Berisi Data Militer Rusia, Banyak Diberi Label “Rahasia“
Lebih lanjut catatan itu mengungkap bahwa tindakan itu akan memerlukan upaya yang fokus di area tertentu untuk memuat ulang kapasitas produksi organisasi kompleks industri militer, termasuk mobilisasi, dan untuk mengatur dukungan sumber daya untuk pengiriman dalam kerangka tatanan pertahanan negara.
Menurut catatan penjelasan, RUU tersebut, jika ditandatangani menjadi undang-undang, maka Kremlin akan mendapat wewenang "untuk menetapkan peraturan khusus tentang hubungan kerja untuk organisasi tertentu, divisi mereka, dan fasilitas produksi tertentu."
Pengungkapan kebutuhan itu untuk pertama kalinya memberi isyarat bahwa Rusia menderita kerugian militer yang besar dalam perangnya melawan Ukraina.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.