Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/07/2022, 15:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

MOSKWA, KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya, Rusia mengakui kehabisan senjata dalam perang Ukraina, setelah pemerintah Presiden Vladimir Putin membuat rancangan undang-undang (RUU) federal yang memungkinkan negara itu memperbaiki senjata dan peralatan militer dengan cepat.

Pada Kamis (30/6/2022) malam, Kremlin mengajukan RUU ke State Duma (Parlemen Rusia) tentang langkah-langkah ekonomi khusus untuk kontrateroris dan operasi lain di luar Rusia.

Baca juga: Rangkuman Hari ke-129 Serangan Rusia ke Ukraina, Ledakan Dahsyat Guncang Mykolaiv, Rusia Terus Gempur Lysychansk

Sebuah catatan penjelasan yang dilampirkan pada RUU tersebut mengatakan bahwa ada "peningkatan kebutuhan jangka pendek untuk perbaikan senjata dan peralatan militer," terutama di tengah perang Putin melawan Ukraina.

RUU itu mengusulkan, di antara soal langkah-langkah lain seperti penggunaan aset material dari cadangan negara, pengaktifan sementara kapasitas dan fasilitas mobilisasi, serta kerja lembur di tiap-tiap organisasi.

Teks rancangan undang-undang tersebut mencatat perlunya Rusia untuk memperbaiki senjata dan peralatan militernya, di tengah "operasi militer khusus di wilayah Republik Rakyat Donetsk, Republik Rakyat Luhansk dan Ukraina."

Hal itu mengacu pada serangan Rusia ke Ukraina, yang diperintahkan Putin diluncurkan akhir Februari.

“Kebutuhan untuk segera memenuhi kebutuhan itu, terutama dalam konteks pengenalan tindakan awal oleh negara asing dan organisasi internasional terhadap warga negara Rusia dan badan hukum Rusia,” menurut teks RUU itu sebagaimana dilansir Newsweek pada Sabtu (2/7/2022), yang telah menghubungi kementerian luar negeri Rusia untuk memberikan komentar.

Baca juga: Ukraina Temukan Hard Drive 100 GB Berisi Data Militer Rusia, Banyak Diberi Label “Rahasia“

Lebih lanjut catatan itu mengungkap bahwa tindakan itu akan memerlukan upaya yang fokus di area tertentu untuk memuat ulang kapasitas produksi organisasi kompleks industri militer, termasuk mobilisasi, dan untuk mengatur dukungan sumber daya untuk pengiriman dalam kerangka tatanan pertahanan negara.

Menurut catatan penjelasan, RUU tersebut, jika ditandatangani menjadi undang-undang, maka Kremlin akan mendapat wewenang "untuk menetapkan peraturan khusus tentang hubungan kerja untuk organisasi tertentu, divisi mereka, dan fasilitas produksi tertentu."

Kerugian militer Rusia

Pengungkapan kebutuhan itu untuk pertama kalinya memberi isyarat bahwa Rusia menderita kerugian militer yang besar dalam perangnya melawan Ukraina.

Pejabat Ukraina secara teratur memberikan pembaruan tentang kerugian militer Rusia.

Baca juga: Gas Rusia ke Jerman Dikhawatirkan Segera Disetop Total, Berlin Ketar-ketir

Pada Jumat (1/7/2022), staf umum angkatan bersenjata Ukraina mengatakan di Facebook bahwa sejauh ini, Rusia telah kehilangan 35.750 personel militer, 1.577 tank, 3.736 kendaraan tempur lapis baja, 796 sistem artileri, 246 peluncur roket ganda, 105 sistem pertahanan udara, 217 pesawat, 645 UAV operasional-taktis, 15 kapal/kapal, 2.610 kendaraan dan tanker, dan 186 helikopter.

Pejabat Rusia sejauh ini secara terbuka membantah bahwa Moskwa mengalami kesulitan dalam mempertahankan upaya perang Putin.

Kementerian pertahanan Inggris mencatat dalam pembaruan intelijen akhir Mei bahwa keputusan Rusia untuk mengerahkan tank tua era Soviet di medan perang menunjukkan “kekurangan Rusia akan peralatan modern yang siap tempur.”

 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com