Dilansir dari CNN, pada Rabu, CEO Rappler Maria Ressa juga telah mengumumkan perintan penutupan Rappler oleh pemerintah Duterte.
Dia membuat pengumuman itu dalam pidatonya di konferensi media internasional East-West Center di Hawaii.
Ressa mengatakan Rappler akan mengajukan banding atas keputusan tersebut dan itu adalah "bisnis seperti biasa" di organisasi berita.
"Kami memiliki upaya hukum yang ada sampai ke pengadilan tertinggi di negara itu," tambah pernyataan itu.
"Ini bisnis seperti biasa bagi kami karena menurut kami, ini tidak langsung eksekusi tanpa persetujuan pengadilan," jelas dia.
Baca juga: Mengenal Maria Ressa, Jurnalis Filipina Penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2021
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.