Khatib ini adalah professor yang mengajar perbandingan agama di sejumlah universitas di Amerika. Namanya Prof. Daud.
Saya ceritakan pengalaman pertama mendengarkan khotbah Jumat ini ke Dr. Ahmed Soboh, Direktur Chino Valley Islamic Center (CVIC), komunitas Muslim di Chino Hill, California.
Sang direktur menjelaskan bahwa pada umumnya imam dan khatib di Amerika memang akan tampil rasional dan berusaha menjawab persoalan yang dihadapi warga sehari-hari.
Dia sendiri akan membawa tema-tema aktual yang diminati anak-anak muda seperti isu lingkungan, teknologi, toleransi, dan lain-lain.
Menurut dia, seorang pemuka agama, harus tampil logis dan bisa menjawab pertanyaan yang muncul. Hanya dengan itu, Islam bisa relevan di tengah free market of religions.
Dia menambahkan bahwa masjid-masjid di Amerika pernah mengalami persoalan kurangnya imam dan khatib. Karena itu, banyak masjid yang mendatangkan imam dan khatib dari luar negeri.
Ternyata, menurut dia, cara seperti ini kurang ideal. Para khatib impor itu umumnya kurang memahami bahasa dan kultur masyarakat, terutama anak muda setempat.
Khotbah agama kurang bisa menampung kebutuhan lokal. Karena itu, sekarang mulai muncul generasi imam dan khatib yang lahir dan tumbuh di Amerika.
Mereka paham bahasa umat yang dipimpinnya. Tidak ada jarak budaya antara imam dan jamaah.
Seorang imam bisa memimpin sholat, tapi pada saat yang sama juga bisa ikut bermain basket dan hiking.
Masjid yang dikelola Dr. Soboh adalah bangunan di atas lahan yang cukup luas. Di dalamnya terdapat ruang untuk sholat, aula pertemuan, lapangan basket, kelas-kelas sekolah minggu, dan dua ruangan untuk main game.
Main game? Ya, main game. Dia menjelaskan bahwa di luar masjid, ada banyak sekali pilihan bagi anak-anak untuk didatangi.
Harus ada alasan yang kuat bagi mereka untuk mau mampir ke masjid. Kalau game bisa menjadi alasan bagi anak-anak untuk datang dan betah ke masjid, mengapa tidak disediakan fasilitasnya.
Maka dibuatlah dua kamar khusus untuk main game lengkap dengan semua fasilitas penunjang.
Main free fire atau mobile legends sebelum azan berkumandang, kenapa tidak? Main basket setelah ashar juga asyik.
Di dalam masjid, ada pemandangan yang tidak biasa. Pada umumnya masjid, seperti masjid-masjid di Indonesia, ada garis batas antara ruang ibadah perempuan dan laki-laki.
Di masjid ini, ada sebagian yang diberi dinding pemisah dan sebagian lagi dibiarkan terbuka. Jamaah perempuan diberi pilihan.
Dr. Soboh menjelaskan bahwa hal itu secara sengaja dibuat untuk menampung aspirasi umat Islam yang beragam.