Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Saidiman Ahmad
Peneliti Politik dan Kebijakan Publik

Peneliti Politik dan Kebijakan Publik Saiful Mujani Research and Consulting; Alumnus Crawford School of Public Policy, Australian National University.

Masjid di Amerika

Kompas.com - 14/06/2022, 11:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Masjid itu, kata dia, sedapat mungkin menghilangkan segregasi mazhab dan aliran teologi di dalam Islam. Masjid itu terbuka untuk mazhab dan aliran apa saja.

Di Amerika, umumnya masjid adalah milik komunitas. Dia dibangun oleh komunitas Muslim tertentu.

Ada masjid milik komunitas Muslim Pakistan, Indonesia, Banglades, dan lain-lain. Rada mirip dengan gereja.

Bahkan ada masjid yang dibangun oleh satu keluarga, seperti masjid At-Thohir di Los Angeles milik keluarga Thohir.

Ada masjid yang dibangun melalui urunan jamaah seperti Masjid Al-Falah di Philadelphia.

Tidak mudah membangun masjid di Amerika. Bukan karena pemerintah Amerika anti-masjid atau anti-Islam, tapi lebih karena setiap wilayah dan bangunan sudah diatur peruntukannya.

Masjid, sebagaimana rumah ibadah lain, hanya boleh didirikan di atas tanah yang memang diperuntukkan sebagai lahan rumah ibadah. Itu yang menjelaskan mengapa banyak masjid menyerupai bangunan gereja.

Awalnya bangunan-bangunan itu memang gereja yang dibeli oleh komunitas Muslim dan dijadikan mesjid.

Itu cara lebih mudah untuk memiliki masjid. Bangunan itu sudah diakui negara sebagai rumah ibadah. Negara tidak peduli, itu rumah untuk ibadah umat siapa atau untuk agama apa.

Masjid IMAAM Center di Maryland yang disebut di awal tulisan ini juga awalnya adalah sebuah gereja.

Umumnya masjid di Amerika adalah sekaligus tempat pelayanan dan pertemuan komunitas.

Karena itu, masjid memiliki ruangan-ruangan lain selain tempat ibadah, seperti sarana olahraga, perpustakaan, sekolah minggu, bahkan tempat main game.

Karena negara tidak berpihak pada agama mana pun, maka terjadi kompetisi sehat, baik intra-agama, antar-agama, maupun dengan kalangan non-agama.

Agama harus atraktif agar mereka tetap relevan dan menarik. Bahkan dari empat masjid yang kami kunjungi di Maryland, Philadelphia, Birmingham, dan California, semuanya memberi jamuan makan yang bukan hanya enak, tapi enak banget.

Makanan lezat adalah salah satu daya tarik masjid di Amerika.

*Tulisan ini merupakan bagian kedua catatan perjalanan penulis di empat kota Amerika Serikat, akhir Mei – pertengahan Juni 2022, di bawah program International Visitor Leadership Program (IVLP), U.S. Department of State.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com