Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita dalam Foto Ikonik Perang Vietnam Akhirnya Angkat Bicara setelah 50 Tahun

Kompas.com - 08/06/2022, 17:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Kim Phuc Phan Thi, yang dijuluki “Napalm Girl” Vietnam, memberikan pesan harapan kepada dunia, 50 tahun setelah foto ikonik yang menampilkan dirinya diambil saat Perang Vietnam.

Dilansir Yahoo! News, foto ikonik "Napalm Girl", diambil di Trang Bang oleh fotografer Vietnam Selatan Nick Ut ketika Phan Thi baru berusia 9 tahun.

Gambar ini amat kuat dan kontroversial, ditempatkan di halaman depan banyak surat kabar, lalu memenangkan Hadiah Pulitzer dan menjadi salah satu karya fotografi paling terkenal dari Perang Vietnam.

Baca juga: Radio, Kemajuan Bidang Komunikasi yang Dicapai dalam Perang Vietnam

Diambil pada tanggal 8 Juni 1972, foto ini menangkap momen saat serangkaian anak-anak yang melarikan diri dari pengeboman Napalm di Trang Bang, rumah mereka, selama Perang Vietnam.

Di tengah bingkai, Kim Phuc Phan Thi yang berusia 9 tahun, tampak telanjang. Foto ini dengan gamblang mewujudkan kengerian perang saat itu.

Dengan peringatan 50 tahun foto tersebut pada tanggal 8 Juni, Phan Thi menghidupkan kembali peristiwa di balik foto tersebut dan efeknya dalam esai tamu untuk New York Times.

“Nick mengubah hidup saya selamanya dengan foto yang luar biasa itu. Tapi dia juga menyelamatkan hidup saya,” tulis Phan Thi.

Saat menderita akibat luka bakar, yang mencakup sepertiga tubuhnya terbakar, nyeri kronis, bekas luka, kecemasan dan depresi, Phan Thi mengungkapkan bagaimana popularitas citranya membuatnya “lebih sulit untuk menavigasi kehidupan pribadi dan emosional.”

Baca juga: Foto Ikonik Petugas Viet Cong Tertembak di Kepala, Bukti Brutalnya Perang Vietnam

"Anak yang berlari di jalan menjadi simbol kengerian perang," katanya. “Orang yang sebenarnya melihat dari bayang-bayang, takut bahwa saya, entah bagaimana, akan diekspos sebagai orang yang rusak."

Foto, menurut definisinya, menangkap momen dalam waktu. Tetapi menurut Phan, orang-orang yang masih hidup dalam foto-foto ngeri ini, terutama anak-anak, entah bagaimana harus tetap hidup.

"Kami bukan simbol. Kami adalah manusia. Kita harus menemukan pekerjaan, orang-orang untuk dicintai, komunitas untuk dipeluk, tempat untuk belajar dan dipelihara," ungkapnya.

Phan Thi juga menyoroti situasi saat ini, terutama “kehidupan manusia yang dirusak dan dihancurkan hari ini di Ukraina” dan penembakan di sekolah yang “sama dengan perang domestik.”

Baca juga: Medali Perang Vietnam Veteran AS Ini Hilang Puluhan Tahun, Tiba-tiba Kembali Tak Terduga

Di baris terakhir esainya, Phan Thi menulis:

“Saya bangga bahwa, pada waktunya, saya telah menjadi simbol perdamaian. Butuh waktu lama bagi saya untuk menerimanya sebagai pribadi. … Gambar itu akan selalu berfungsi sebagai pengingat akan kejahatan yang tak terkatakan yang mampu dilakukan oleh umat manusia."

"Namun, saya percaya bahwa kedamaian, cinta, harapan, dan pengampunan akan selalu lebih kuat daripada senjata apa pun.”

Saat ini, Phan Thi tetap berada di Kanada dan bekerja dengan Kim Foundation International, sebuah organisasi nonprofit yang bertujuan “membantu menyembuhkan luka yang diderita anak-anak yang tidak bersalah serta memulihkan harapan dan kebahagiaan dalam hidup mereka”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com