Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Terkini: 200 Mayat Membusuk Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Mariupol

Kompas.com - 25/05/2022, 14:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Sky News

MARIUPOL, KOMPAS.com - Pihak berwenang Ukraina melaporkan temuan 200 mayat di dalam ruang bawah tanah di Mariupol, kata pihak berwenang setempat.

Para pekerja yang menggali puing-puing sebuah gedung apartemen dan mendapati penemuan suram, dengan jumlah korban yang ditemukan menjadikannya salah satu serangan perang paling mematikan.

Baca juga: Rusia Gunakan Senjata Ilegal di Ukraina, dari FAB-250 hingga Bom Tandan

Seorang penasihat Wali Kota wilayah itu, Petro Adryushchenko mengatakan mayat-mayat itu membusuk, dan membuat "bau busuk" menutupi daerah sekitarnya.

"Kota ini telah berubah menjadi kuburan yang berkelanjutan," katanya dalam sebuah unggahan online sebagaimana dilansir Sky News pada Selasa (24/5/2022).

Lebih lanjut kata dia, "kamar mayat darurat" telah didirikan untuk menangani "sejumlah besar mayat" tersebut.

Ini adalah kengerian terbaru yang terungkap di kota pelabuhan utama Ukraina, yang telah menjadi target penting bagi pasukan Putin sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai tiga bulan lalu.

Pekan lalu, pasukan Ukraina diperintahkan untuk berhenti mempertahankan kota Ukraina selatan itu demi "menyelamatkan nyawa” tentara mereka.

Pemandangan udara distrik pusat kota pelabuhan Mariupol pada 18 Mei 2022, di tengah aksi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina. AFP PHOTO/ANDREY BORODULIN Pemandangan udara distrik pusat kota pelabuhan Mariupol pada 18 Mei 2022, di tengah aksi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.

Baca juga: Ukraina Kumpulkan Mayat-mayat Tentara Rusia yang Bergelimpangan, Ini yang Akan Dilakukan

Di pabrik baja Azovstal, yang dengan cepat menjadi titik fokus dalam perang, 2.500 tentara dianggap sebagai yang terakhir memerangi pasukan Rusia di wilayah tersebut.

Pasukan Rusia telah menguasai seluruh kota, di mana diperkirakan 100.000 orang masih tinggal. Banyak dari mereka terjebak selama pengepungan dengan sedikit makanan, air, pemanas atau listrik.

Pihak berwenang Ukraina mengeklaim sedikitnya 21.000 orang tewas dalam pertempuran di Mariupol, dengan serangan dilakukan di tempat-tempat seperti rumah sakit bersalin dan teater.

Negara itu menuduh Rusia berusaha menutupi kengerian serangannya dengan membawa peralatan kremasi bergerak dan mengubur orang mati di kuburan massal.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh pasukan Rusia mengobarkan "perang total" dan berusaha menimbulkan sebanyak mungkin kematian dan kehancuran.

"Belum ada perang seperti itu di benua Eropa selama 77 tahun," kata Zelenskyy, mengacu pada akhir Perang Dunia Kedua.

Pemandangan udara yang diambil pada 12 April 2022, menunjukkan kota Mariupol, selama invasi militer Rusia diluncurkan di Ukraina. AFP PHOTO/ANDREY BORODULIN Pemandangan udara yang diambil pada 12 April 2022, menunjukkan kota Mariupol, selama invasi militer Rusia diluncurkan di Ukraina.

Baca juga: Rusia Klaim Menang di Mariupol Ukraina, Bagaimana Nasib Tahanan Perang?

Rusia meningkatkan intensitas operasi

Sementara itu, Rusia telah membuat beberapa "keberhasilan lokal" dalam upayanya untuk menguasai wilayah Donbas timur, dengan Severodonetsk dan kota-kota tetangga menjadi satu-satunya bagian dari wilayah Luhansk yang masih di bawah kendali Ukraina.

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Rusia telah "meningkatkan intensitas operasinya" di daerah itu tetapi ada "perlawanan kuat dari Ukraina".

"Penaklukan Rusia atas wilayah kantong Severodonetsk akan membuat seluruh Oblast Luhansk ditempatkan di bawah pendudukan Rusia," tambahnya.

Dua pejabat tinggi Rusia tampaknya mengakui bahwa kemajuan Moskwa lebih lambat dari yang diharapkan, meskipun mereka berjanji serangan itu akan mencapai tujuannya.

Nikolai Patrushev, sekretaris Dewan Keamanan Rusia, mengatakan pemerintah Rusia "tidak mengejar tenggat waktu".

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu sementara itu mengatakan Moskwa sengaja memperlambat serangannya untuk memungkinkan penduduk kota-kota mengungsi - meskipun pasukan Rusia telah berulang kali mengenai sasaran sipil.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-90 Serangan Rusia ke Ukraina, Putin Incar Konflik Panjang, Batas Usia Militer Rusia Diubah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com