MELITOPOL, KOMPAS.com - Pasukan Rusia mendapat perlawanan sengit dari penduduk sejak mereka tiba di kota Melitopol, Ukraina selatan pada Februari.
Penduduk setempat mencoba memblokir kendaraan lapis baja ketika konvoi tentara masuk untuk menduduki kota. Orang-orang membanjiri jalan-jalan sambil mengibarkan bendera Ukraina.
Baca juga: Rusia Gunakan Senjata Ilegal di Ukraina, dari FAB-250 hingga Bom Tandan
Ketika Rusia mulai menindak para pengunjuk rasa, gerakan perlawanan dipaksa untuk melakukan perubahan dan kelompok-kelompok baru muncul.
Melitopol, menurut Institut Studi Perang yang berbasis di AS, adalah daerah di mana perang partisan telah aktif terjadi setidaknya sejak pertengahan Maret.
Dilansir dari BBC pada Senin (23/5/2022), Intelijen Militer Ukraina melaporkan bahwa dari 20 Maret hingga 12 April "para partisan menyingkirkan 70 tentara Rusia selama patroli malam mereka".
Kelompok-kelompok Ukraina ini terus melakukan serangan.
Rabu (18/5/2022) lalu, sebuah barisan kendaraan lapis baja Rusia dilaporkan tergelincir. Beberapa hari sebelumnya, dua tentara Rusia ditemukan tewas di jalan.
Bulan lalu sebuah jembatan di dekat Melitopol - yang digunakan untuk mengirimkan pasokan ke tentara Rusia - diledakkan.
Ivan Fedorov, Wali Kota Melitopol, mengatakan serangan-serangan ini diorganisir oleh kelompok-kelompok partisan.
Fedorov sendiri diculik oleh pasukan Rusia dan kemudian dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran tahanan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.