Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/05/2022, 17:28 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

KYIV, KOMPAS.com - Kampanye militer Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina tidak berjalan sesuai rencana karena terganggu oleh masalah logistik dan moral prajurit yang menyusut.

Akibat kesalahan perhitungan, para pengamat menyebut pasukan Rusia telah meninggalkan tujuan awal berupa pendudukan skala besar, demi memperkuat cengkeraman mereka di wilayah Donbass timur.

Kesalahan langkah ini dianggap memalukan bagi Presiden Putin yang membanggakan kekuatan militernya.

Baca juga: Kenapa Rusia-Ukraina Perang dan Apa yang Diincar Putin?

Pulau Zmiinyi (Ular) terletak ke arah selatan Kota Pelabuhan Odessa, sekitar 300 kilometer dari Semenanjung Crimea.GOOGLE MAPS via ABC INDONESIA Pulau Zmiinyi (Ular) terletak ke arah selatan Kota Pelabuhan Odessa, sekitar 300 kilometer dari Semenanjung Crimea.
Presiden Putin mengalokasikan 65 miliar dollar AS untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya pada 2019. Jumlah ini mencapai empat persen dari PDB Rusia.

Meski anggaran dan jumlah pasukan Rusia ini kecil dibandingkan dengan negara Barat seperti Amerika Serikat, namun kekuatan tersebut jauh melampaui kemampuan Ukraina pada awal perang.

Tapi pasukan Ukraina yang didukung oleh wajib militer dan tentara sukarelawan dari berbagai negara, tampaknya telah menang beberapa kesempatan.

Pukulan memalukan paling awal bagi pasukan Rusia terjadi pada hari pertama pertempuran, yang kemudian menjadi simbol perlawanan Ukraina.

Pertempuran Pulau Ular

Kapal tongkang dengan mesin derek dikerahkan untuk mengangkat kapal pendarat pesawat Rusia yang tenggelam di dekat Pulau Ular.MAXAR TECHNOLOGIES via ABC INDONESIA Kapal tongkang dengan mesin derek dikerahkan untuk mengangkat kapal pendarat pesawat Rusia yang tenggelam di dekat Pulau Ular.
Beberapa jam setelah Rusia mengirim pasukannya melintasi perbatasan dan memulai serangan udara yang menargetkan kota-kota besar pada 24 Februari, penjaga perbatasan Ukraina di sebuah pulau kecil 300 kilometer sebelah barat Crimea menerima sebuah pesan.

"Ini kapal perang Rusia. Saya minta kalian semua meletakkan senjata untuk menghindari pertumpahan darah dan korban yang tidak perlu. Jika tidak, Anda akan dibom," demikian isi pesan itu.

"Kapal perang Rusia, enyah dari sini," jawab Roman Hrybob, salah satu petugas penjaga di sana.

Komunikasi terputus dan Pemerintah Ukraina awalnya percaya bahwa 13 penjaga perbatasan di Pulau Zmiinyi (Ular) telah terbunuh.

Beberapa hari kemudian, beberapa orang Ukraina ditampilkan di TV Rusia, ditawan oleh pasukan Rusia di Sevastopol.

Dalam sebulan, mereka telah dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran tahanan dan disambut sebagai pahlawan di Ukraina.

Baca juga: Perang Ukraina: Mengapa Rusia Ngotot Merebut Pulau Ular dan Ukraina Gigih Mempertahankannya?

Kata-kata jawaban Roman Hrybov sekarang menghiasi perangko hingga tas jinjing di Ukraina.

"Saya tidak tahu bagaimana dia melakukannya, tapi putra saya menaklukkan dunia dengan slogannya. Dia membangkitkan semangat untuk melawan penjajah," kata ibu Roman, Tetyana, kepada BBC.

Sementara itu, Pulau Ular sendiri tidak hanya menjadi simbol perlawanan tapi juga jadi simbol macan kertas militer Rusia.

Pulau ini menjadi titik strategis dalam perang yang sedang berlangsung, terletak di antara Romania, Odessa, dan semenanjung Crimea, dengan perbatasan lautnya membentang jauh ke Laut Hitam yang kaya sumber daya.

Rusia menyebut kapal perang Moskva tenggelam akibat tembakan nyasar dari pihak militer Rusia sendiri, namun Ukraina mengaku mereka yang menembaknya dengan rudal.TWITTER JOHN KONRAD via ABC INDONESIA Rusia menyebut kapal perang Moskva tenggelam akibat tembakan nyasar dari pihak militer Rusia sendiri, namun Ukraina mengaku mereka yang menembaknya dengan rudal.
Ukraina, dengan bantuan peralatan militer dari negara-negara Barat, berusaha merebut pulau itu kembali, untuk memblokir Rusia membangun pangkalan di sana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com