KOMPAS.com - Dunia sedang menghadapi tantangan "berat", termasuk Covid, perang di Ukraina dan kini cacar monyet, demikian peringatan dari pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Tedros Adhanom Ghebreyesus mengutarakan hal itu di Jenewa, Swiss, di mana para ahli badan kesehatan PBB tengah membahas wabah cacar monyet yang telah menyebar di 15 negara di luar Afrika.
Baca juga: Pedoman Cacar Monyet Terbaru dari Inggris: Kontak Erat Harus Isoman 21 Hari
Berbicara pada pembukaan forum Majelis Kesehatan Dunia pada Minggu (22/05), Tedros mengatakan: "Tentu saja pandemi (Covid) bukan satu-satunya krisis di dunia. Saat kita berbicara di sini, rekan-rekan di penjuru dunia tengah menangani wabah Ebola di Republik Demokratik Kongo, cacar monyet dan hepatitis yang penyebabnya tidak diketahui.”
Ada juga masalah krisis kemanusiaan yang kompleks di Afghanistan, Ethiopia, Somalia, Sudan Selatan, Republik Arab Suriah, Ukraina, dan Yaman.
"Kita menghadapi konvergensi penyakit, kekeringan, kelaparan, dan perang yang hebat, yang dipicu oleh perubahan iklim, ketidakadilan, dan persaingan geopolitik," tambah kepala WHO itu.
Dalam pernyataannya pada Jumat (20/5/2022), WHO menyatakan wabah ini merupakan hal tidak biasa, karena terjadi di negara-negara non-endemik.
Lebih dari 80 kasus cacar monyet telah dikonfirmasi di 15 negara. Badan kesehatan dunia itu pun memperingatkan bahwa kemungkinan masih banyak kasus yang belum dilaporkan.
Baca juga: Cacar Monyet Ditemukan di Belasan Negara, WHO Lakukan Penyelidikan Epidemiologi
WHO mengatakan bahwa sejumlah kasus cacar monyet lainnya sedang diselidiki - tanpa menyebut nama negara yang terlibat.
Namun, sebelumnya, penularan dikonfirmasi di Italia, Swedia, Spanyol, Portugal, Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris.
“Kerja sama dengan negara-negara terdampak dan lainnya telah dilakukan untuk melebarkan pengawasan penyakit, untuk menemukan dan mendukung orang-orang yang mungkin terdampak."
Direktur WHO untuk kawasan Eropa, Hans Kluge, memperingatkan bahwa "saat kita memasuki musim panas…dengan perkumpulan massal, festival, dan pesta, saya khawatir penularan bisa semakin cepat."
Dari semua kasus, menurutnya, hanya satu yang pernah bepergian ke kawasan endemik cacar monyet.
Baca juga: Apa Itu Cacar Monyet: Gejala, Penyebab, dan Kenapa Masyarakat Tak Perlu Khawatir
Kasus pertama cacar monyet di negara Barat baru-baru ini dilaporkan 7 Mei lalu di Inggris. Pasien yang terinfeksi itu baru saja melakukan perjalanan ke Nigeria.
Dia kemungkinan besar telah tertular virus itu sebelum tiba di Inggris, menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA).
Sekarang terdapat sembilan kasus cacar monyet yang dikonfirmasi di Inggris. Sumber dari infeksi itu belum dapat dikonfirmasi, walau menurut WHO berbagai kasus itu tampaknya "muncul karena infeksi lokal.
Di Eropa, satu kasus lainnya yang terkonfirmasi cacar monyet dilaporkan di Swedia, Kamis (19/5/2022). Pihak berwenang mengatakan, mereka tidak yakin bagaimana pasien itu dapat terinfeksi virus cacar monyet.
Meski begitu media lokal di Swedia melaporkan bahwa individu yang terinfeksi di Italia, baru saja kembali dari Kepulauan Canary, sebelah barat laut pesisir Afrika.
Italia dan Perancis juga tengah menyelidiki kasus serupa. Sementara lima kasus lainnya terkonfirmasi cacar monyet dilaporkan di Portugal dan tujuh kasus di Spanyol.
Baca juga: Australia Umumkan Dugaan Kasus Cacar Monyet dari Pria yang Kembali dari Eropa