Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Sidang Kejahatan Perang, Tentara Rusia Minta Maaf kepada Janda Ukraina

Kompas.com - 19/05/2022, 20:45 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

KYIV, KOMPAS.com – Melalui sidang di Kyiv, seorang tentara Rusia berusia 21 tahun meminta seorang janda Ukraina untuk memaafkannya atas pembunuhan suaminya.

Persidangan tersebut merupakan sidang kedua yang digelar pada Kamis (19/5/2022) dalam pengadilan kejahatan perang pertama akibat invasi Rusia di Ukraina. pada 24 Februari.

Tentara Rusia bernama Vadim Shishimarin tersebut mengaku bersalah karena membunuh seorang warga sipil tak bersenjata berusia 62 tahun di Desa Chupakhivka pada 28 Februari.

Baca juga: Tentara Rusia Pertama Diadili di Ukraina atas Tuduhan Kejahatan Perang

“Saya mengakui kesalahan saya saya meminta Anda untuk memaafkan saya,” katanya kepada janda bernama Kateryna Shalipova, sebagaimana dilansir Reuters.

Di sisi lain, Kremlin mengatakan pihaknya tidak memiliki informasi tentang persidangan tersebut.

Selain itu, tidak adanya misi diplomatik di Ukraina membatasi kemampuan Rusia untuk memberikan bantuan hukum.

Janda itu mengatakan kepada pengadilan bahwa dia telah mendengar tembakan dari jarak jauh dan dia memanggil suaminya pada hari ketika suaminya dibunuh.

Baca juga: WHO Kumpulkan Bukti Kemungkinan Investigasi Kejahatan Perang Rusia

“Saya lari ke suami saya, dia sudah mati. Ditembak di kepala. Saya teriak, saya teriak sekencang-kencangnya,” kata Shalipova.

Shalipova mengatakan kepada pengadilan bahwa dia tidak akan keberatan jika Shishimarin dibebaskan ke Rusia sebagai bagian dari pertukaran tahanan untuk membebaskan para pejuang Ukraina dari Mariupol.

Shalipova menambahkan, kala itu suaminya tidak bersenjata dan mengenakan pakaian sipil. Mereka memiliki seorang putra berusia 27 tahun dan dua cucu.

Ukraina menuduh Rusia melakukan kekejaman dan kebrutalan terhadap warga sipil selama invasi.

Baca juga: PBB Temukan 50 Pembunuhan Melanggar Hukum di Bucha, Sebut Tindakan Rusia di Ukraina Kejahatan Perang

Kyiv mengaku telah mengidentifikasi lebih dari 10.000 kemungkinan kejahatan perang.

Sementara itu, Rusia membantah menargetkan warga sipil atau terlibat dalam kejahatan perang.

Shishimarin dituduh melepaskan beberapa tembakan dengan senapan serbu ke kepala seorang warga sipil dari sebuah mobil setelah diperintahkan untuk melakukannya.

Baca juga: Presiden Dewan Eropa: Sejarah Tak Akan Lupa Kejahatan Perang Rusia

Ditanya apakah dia diwajibkan untuk mengikuti perintah yang merupakan kejahatan perang, Shishimarin menjawab, “Tidak.”

“Saya dari Irkutsk Oblast (sebuah wilayah di Siberia), saya memiliki dua saudara laki-laki dan dua saudara perempuan. Saya yang tertua,” kata Shishimarin.

Shishimarin bisa menghadapi hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah.

Baca juga: Perbedaan Genosida dengan Kejahatan Kemanusiaan dan Kejahatan Perang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com