SEOUL, KOMPAS.com - Pada kunjungan malam hari baru-baru ini ke toko obat, Kim Jong Un, dengan bermasker ganda, menyesali pengiriman obat yang lambat.
Secara terpisah, letnan pemimpin Korea Utara itu telah mengkarantina ratusan ribu pasien yang diduga Covid-19 dan mendesak orang-orang dengan gejala ringan untuk minum daun teh willow atau honeysuckle.
Dilansir Seattle Times, terlepas dari apa yang digambarkan propaganda Korea Utara sebagai upaya habis-habisan, ketakutan masih terlihat jelas di antara warga.
Baca juga: Bencana Covid-19 Korut Kian Menggila, Kim Jong Un Marah-marah
Beberapa pengamat luar khawatir wabah itu mungkin akan menjadi jauh lebih buruk, dengan sebagian besar penduduknya yang miskin.
Populasi yang tidak divaksinasi dibiarkan tanpa perawatan rumah sakit yang cukup dan berjuang untuk membeli obat-obatan sederhana sekalipun.
“Warga Korea Utara tahu begitu banyak orang di seluruh dunia telah meninggal karena Covid-19, jadi mereka takut beberapa dari mereka juga bisa mati,” kata Kang Mi Jin, seorang pembelot Korea Utara.
Ia mengatakan masyarakat hanya mampu membeli obat tradisional untuk mengatasi kecemasannya.
Baca juga: Dilema Kim Jong Un Hadapi Covid-19: Terima Bantuan atau Teguh Mandiri
Sejak mengakui apa yang disebutnya sebagai wabah Covid-19 domestik pertamanya satu minggu lalu, Korea Utara telah berjuang menangani krisis kesehatan yang melonjak.
Hal telah meningkatkan kecemasan publik atas virus yang sebelumnya diklaim telah dicegah.
Respons pandemi negara itu tampaknya sebagian besar terfokus pada mengisolasi pasien yang dicurigai.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.