Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teh Madu dan Iklan Layanan Masyarakat, Cara Korut "Hadapi" Covid-19

Kompas.com - 19/05/2022, 20:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com - Pada kunjungan malam hari baru-baru ini ke toko obat, Kim Jong Un, dengan bermasker ganda, menyesali pengiriman obat yang lambat.

Secara terpisah, letnan pemimpin Korea Utara itu telah mengkarantina ratusan ribu pasien yang diduga Covid-19 dan mendesak orang-orang dengan gejala ringan untuk minum daun teh willow atau honeysuckle.

Dilansir Seattle Times, terlepas dari apa yang digambarkan propaganda Korea Utara sebagai upaya habis-habisan, ketakutan masih terlihat jelas di antara warga.

Baca juga: Bencana Covid-19 Korut Kian Menggila, Kim Jong Un Marah-marah

Beberapa pengamat luar khawatir wabah itu mungkin akan menjadi jauh lebih buruk, dengan sebagian besar penduduknya yang miskin.

Populasi yang tidak divaksinasi dibiarkan tanpa perawatan rumah sakit yang cukup dan berjuang untuk membeli obat-obatan sederhana sekalipun.

“Warga Korea Utara tahu begitu banyak orang di seluruh dunia telah meninggal karena Covid-19, jadi mereka takut beberapa dari mereka juga bisa mati,” kata Kang Mi Jin, seorang pembelot Korea Utara.

Ia mengatakan masyarakat hanya mampu membeli obat tradisional untuk mengatasi kecemasannya.

Baca juga: Dilema Kim Jong Un Hadapi Covid-19: Terima Bantuan atau Teguh Mandiri

Sejak mengakui apa yang disebutnya sebagai wabah Covid-19 domestik pertamanya satu minggu lalu, Korea Utara telah berjuang menangani krisis kesehatan yang melonjak.

Hal telah meningkatkan kecemasan publik atas virus yang sebelumnya diklaim telah dicegah.

Respons pandemi negara itu tampaknya sebagian besar terfokus pada mengisolasi pasien yang dicurigai.

Mungkin hanya itu yang benar-benar dapat dilakukan, karena kekurangan vaksin, pil antivirus, unit perawatan intensif, dan aset medis lainnya yang memastikan jutaan orang sakit di negara lain selamat.

Kim Jong Un juga memerintahkan petugas medis tentara dikerahkan untuk mendukung pengiriman obat-obatan ke apotek, tepat sebelum ia mengunjungi toko obat di Pyongyang pada Minggu (15/5/2022) dini hari.

Korea Utara juga menggunakan outlet media pemerintah untuk menawarkan tips tentang cara menangani virus kepada warga, yang sebagian besar tidak memiliki akses ke internet dan berita asing.

TV pemerintah menayangkan iklan layanan masyarakat yang menampilkan karakter animasi yang menyarankan orang untuk menemui dokter jika mereka memiliki masalah pernapasan, muntah darah, atau pingsan.

Baca juga: Kim Jong Un Kerahkan Tentara, Geram dengan Penanganan Covid Korea Utara

Mereka juga menjelaskan obat apa saja yang bisa dikonsumsi pasien, termasuk pengobatan rumahan seperti teh madu.

Surat kabar utama negara itu, Rodong Sinmun, menyarankan orang dengan gejala ringan untuk menyeduh 4 hingga 5 gram daun willow atau honeysuckle dalam air panas dan meminumnya tiga kali sehari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com