Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Warga India “Disengat” Gelombang Panas hingga 49 Derajat Celsius

Kompas.com - 16/05/2022, 17:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

"Itulah penyebab utama peningkatan gelombang panas," katanya, seraya menambahkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk menghubungkan perubahan iklim dengan fluktuasi cuaca lain yang tidak terlalu ekstrem.

Baca juga: Gelombang Panas Terparah di India, Puluhan Burung Berjatuhan Tiap Hari

D Sivananda Pai, direktur Institut Studi Perubahan Iklim, menunjukkan tantangan lain selain perubahan iklim - seperti peningkatan populasi dan ketegangan yang diakibatkan oleh sumber daya.

Hal ini, pada gilirannya, mengarah pada faktor-faktor yang memperburuk situasi, seperti penggundulan hutan dan peningkatan penggunaan transportasi.

"Bila Anda memiliki lebih banyak jalan dan bangunan beton, panas terperangkap di dalam tanpa bisa naik ke permukaan. Ini menghangatkan udara lebih jauh," kata Pai.

Dampak glombang panas berpotensi menglobal

Efeknya terlihat. Para petani mengatakan lonjakan suhu yang tak terduga telah mempengaruhi panen gandum mereka. Kondisi ini berpotensi memiliki konsekuensi global, ditengah gangguan pasokan akibat perang Ukraina.

Panas juga memicu peningkatan permintaan listrik, yang menyebabkan pemadaman di banyak negara bagian dan kekhawatiran akan kekurangan batu bara.

Baca juga: Pria India Yoga Gaya Kalajengking Selama 29 Menit, Terlama di Dunia

Presiden India Modi juga memperingatkan peningkatan risiko kebakaran karena meningkatnya suhu.

Musim panas selalu melelahkan di banyak bagian India - terutama di wilayah utara dan tengah.

Bahkan sebelum AC dan pendingin air mulai terjual dalam jumlah jutaan, orang telah menemukan cara mereka sendiri untuk mengatasi panas.

Warga akan menjaga air tetap dingin di kendi tanah, hingga menggosok mangga mentah di tubuh mereka untuk menangkal serangan panas.

Tetapi banyak ahli mengatakan India sekarang merekam gelombang panas yang lebih intens dan sering dengan durasi yang lebih lama.

Dan biaya dari peristiwa cuaca ekstrem seperti itu secara tidak proporsional ditanggung oleh orang miskin.

Baca juga: Pria India Yoga Gaya Kalajengking Selama 29 Menit, Terlama di Dunia

“Orang miskin memiliki lebih sedikit sumber daya untuk melindungi diri dari panas bahkan untuk sekedar tinggal di dalam rumah menjauhi panas (karena kebanyakan rumah di India minim ventilasi),” kata Dr Chandni Singh, peneliti senior di Indian Institute for Human Settlements dan penulis utama di Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).

Sementara lebih banyak perhatian diberikan pada kematian akibat gelombang panas, Singh mengatakan para pembuat kebijakan juga harus fokus pada bagaimana cuaca ekstrem mempengaruhi kualitas hidup masyarakat.

"Gelombang panas dapat memiliki konsekuensi kesehatan yang serius. Jika suhu tinggi bahkan di malam hari, tubuh tidak mendapatkan kesempatan untuk memulihkan diri, meningkatkan kemungkinan penyakit dan tagihan medis yang lebih tinggi," katanya.

Seorang pekerja menghilangkan dahaganya dengan air botol istirahat dari membersihkan rumput pembohong dari taman dekat India di tengah suhu di New Delhi pada 27 Mei 2020. AFP PHOTO/JEWEL SAMAD Seorang pekerja menghilangkan dahaganya dengan air botol istirahat dari membersihkan rumput pembohong dari taman dekat India di tengah suhu di New Delhi pada 27 Mei 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com