"Itulah penyebab utama peningkatan gelombang panas," katanya, seraya menambahkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk menghubungkan perubahan iklim dengan fluktuasi cuaca lain yang tidak terlalu ekstrem.
Baca juga: Gelombang Panas Terparah di India, Puluhan Burung Berjatuhan Tiap Hari
D Sivananda Pai, direktur Institut Studi Perubahan Iklim, menunjukkan tantangan lain selain perubahan iklim - seperti peningkatan populasi dan ketegangan yang diakibatkan oleh sumber daya.
Hal ini, pada gilirannya, mengarah pada faktor-faktor yang memperburuk situasi, seperti penggundulan hutan dan peningkatan penggunaan transportasi.
"Bila Anda memiliki lebih banyak jalan dan bangunan beton, panas terperangkap di dalam tanpa bisa naik ke permukaan. Ini menghangatkan udara lebih jauh," kata Pai.
Efeknya terlihat. Para petani mengatakan lonjakan suhu yang tak terduga telah mempengaruhi panen gandum mereka. Kondisi ini berpotensi memiliki konsekuensi global, ditengah gangguan pasokan akibat perang Ukraina.
Panas juga memicu peningkatan permintaan listrik, yang menyebabkan pemadaman di banyak negara bagian dan kekhawatiran akan kekurangan batu bara.
Baca juga: Pria India Yoga Gaya Kalajengking Selama 29 Menit, Terlama di Dunia
Presiden India Modi juga memperingatkan peningkatan risiko kebakaran karena meningkatnya suhu.
Musim panas selalu melelahkan di banyak bagian India - terutama di wilayah utara dan tengah.
Bahkan sebelum AC dan pendingin air mulai terjual dalam jumlah jutaan, orang telah menemukan cara mereka sendiri untuk mengatasi panas.
Warga akan menjaga air tetap dingin di kendi tanah, hingga menggosok mangga mentah di tubuh mereka untuk menangkal serangan panas.
Tetapi banyak ahli mengatakan India sekarang merekam gelombang panas yang lebih intens dan sering dengan durasi yang lebih lama.
Dan biaya dari peristiwa cuaca ekstrem seperti itu secara tidak proporsional ditanggung oleh orang miskin.
Baca juga: Pria India Yoga Gaya Kalajengking Selama 29 Menit, Terlama di Dunia
“Orang miskin memiliki lebih sedikit sumber daya untuk melindungi diri dari panas bahkan untuk sekedar tinggal di dalam rumah menjauhi panas (karena kebanyakan rumah di India minim ventilasi),” kata Dr Chandni Singh, peneliti senior di Indian Institute for Human Settlements dan penulis utama di Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).
Sementara lebih banyak perhatian diberikan pada kematian akibat gelombang panas, Singh mengatakan para pembuat kebijakan juga harus fokus pada bagaimana cuaca ekstrem mempengaruhi kualitas hidup masyarakat.
"Gelombang panas dapat memiliki konsekuensi kesehatan yang serius. Jika suhu tinggi bahkan di malam hari, tubuh tidak mendapatkan kesempatan untuk memulihkan diri, meningkatkan kemungkinan penyakit dan tagihan medis yang lebih tinggi," katanya.