SINGAPURA, KOMPAS.com - Tahirah Mohamed (45) seorang ibu di Singapura memiliki sembilan anak yang tujuh di antaranya berkebutuhan khusus.
Anak sulung Tahirah, Huzaifah, mengidap ASD yang diketahui saat berusia sekitar delapan tahun.
ASD merupakan gangguan neurologis dan tumbuh kembang, memengaruhi cara orang berinteraksi, berkomunikasi, belajar, dan berperilaku.
Huzaifa diketahui mengidap ASD ketika suatu hari naik MRT bersama ibunya. Gadis itu mulai panik dan berteriak, lalu menarik tatapan dari penumpang lain.
Setelah kejadian itu, Tahirah membawa Huzaifa ke dokter spesialis dan saat itulah sang anak didiagnosis menderita ASD.
Huzaifah juga didiagnosis mengalami depresi dan OCD selama bertahun-tahun.
Depresi secara negatif memengaruhi bagaimana seseorang merasa, berpikir, dan bertindak, sementara OCD menyebabkan seseorang menjadi terpaku pada dorongan tertentu seperti pikiran, sensasi, atau tindakan negatif.
Anak kedua dan keempat Tahirah, Mu'az (18) dan Rumaisa (13) didiagnosis ADHD. Anak kelimanya, Talhah (10), didiagnosis ASD.
Oleh karena mengidap ADHD, Mu'az dan Rumaisa memiliki perbedaan aktivitas otak yang memengaruhi perhatian, kemampuan duduk diam, dan pengendalian diri.
Anak kembarnya yang berusia delapan tahun, Ziyad dan Zayid, serta putranya yang berusia empat tahun, Abbas, juga mengalami keterlambatan perkembangan (Global Developmental Delay/GDD).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.