Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Perdana Menteri Sri Lanka Sembunyi di Pangkalan AL, Hindari Amuk Massa

Kompas.com - 12/05/2022, 17:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber BBC

COLOMBO, KOMPAS.com - Eks perdana menteri Sri Lanka yang baru saja mengundurkan diri, Mahinda Rajapaksa, bersembunyi di pangkalan angkatan laut untuk menghindari amuk massa.

Militer Sri Lanka mengonfirmasi hal tersebut, dikutip dari BBC pada Kamis (12/5/2022).

Mahinda Rajapaksa adalah kakak laki-laki Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa. Dia juga pernah menjabat posisi presiden selama dua periode.

Baca juga: Tentara Sri Lanka Evakuasi Mantan Perdana Menteri dari Kediamannya yang Dikepung Massa

Sementara itu, pengunjuk rasa terus berkumpul meskipun jam malam diberlakukan di Galle Face Green. Mereka bersikeras bahwa Presiden Rajapaksa salah besar dalam mengatur perekonomian dan harus lengser.

Gotabaya merupakan anggota keluarga Rajapaksa terakhir yang masih menjabat, dan pengunduran diri Mahinda sebagai perdana menteri tidak berhasil menenangkan para demonstran atau membawa ketenangan.

Sedikitnya sembilan orang tewas dan sekitar 200 pedemo terluka dalam kerusuhan sejak Senin (9/5/2022).

Demo Sri Lanka dimulai ketika massa pro-pemerintah menyerang pengunjuk rasa yang menuntut agar Gotabaya Rajapaksa mundur dari jabatannya.

Politisi oposisi memperingatkan, kerusuhan itu bisa saja dilakukan untuk memberi dalih kepada tentara untuk mengambil alih kekuasaan.

Desas-desus tentang kemungkinan kudeta juga dipicu oleh kehadiran sejumlah besar tentara dengan kendaraan lapis baja di jalan-jalan. Namun, pihak militer membantah rencana tersebut.

"Ketika ada situasi berbahaya di negara ini, kekuatan diberikan kepada militer untuk menanganinya," kata Menteri Pertahanan Kamal Gunaratne dalam konferensi pers.

"Jangan pernah berpikir bahwa kami mencoba merebut kekuasaan. Militer tidak memiliki niat seperti itu."

Baca juga:

Demo Sri Lanka sudah terjadi selama berminggu-minggu atas situasi keuangannya yang mengerikan, menyebabkan mata uang rupee anjlok, memicu kelangkaan barang-barang pokok seperti makanan, bahan bakar, dan pasokan medis.

Pada Senin (9/5/2022) malam, massa membakar lebih dari 50 rumah milik politisi, sementara museum kontroversial yang didedikasikan untuk keluarga Rajapaksa juga dirobohkan di kota Hambantota.

Toko-toko, bisnis, dan kantor tutup untuk hari ketiga pada Rabu (11/5/2022) di bawah jam malam nasional yang berlaku hingga Kamis (12/5/2022) pagi.

Jalan-jalan ibu kota Colombo menjadi bukti ricuhnya demo Sri Lanka minggu ini, seperti banyaknya polisi dan tentara di jalan-jalan, juga bus yang terbalik dan dibakar setelah kerusuhan pada 9 Mei.

Baca juga: Protes di Sri Lanka Berlanjut, Polisi Diperintahkan Pakai Peluru Tajam untuk Tahan Kerusuhan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Putin Usul Gantikan Menhan Sergei Shoigu dengan Ekonom Sipil

Putin Usul Gantikan Menhan Sergei Shoigu dengan Ekonom Sipil

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com