Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Umumkan Kasus Covid-19 Pertama, Lockdown Ketat Diberlakukan

Kompas.com - 12/05/2022, 15:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Euronews

PYONGYANG, KOMPAS.com – Korea Utara mengumumkan kasus Covid-19 pertamanya sejak pandemi dimulai dua tahun lalu.

Pengumuman kasus Covid-19 pertama di Korea Utara tersebut diumumkan kantor berita negara KCNA pada Kamis (12/5/2022).

KCNA melaporkan, berdasarkan tes yang dilakukan pada Minggu (8/5/2022) terhadap beberapa orang yang demam di Pyongyang, dikonfirmasi bahwa mereka terinfeksi varian Omicron.

Baca juga: AS Bentrok dengan China dan Rusia di Dewan Keamanan PBB Soal Korea Utara

Kendati demikian, tidak dirinci berapa orang yang dites dan berapa yang positif Covid-19 varian Omicron.

Euronews melaporkan, kasus Covid-19 di Korea Utara bisa menimbulkan konsekuensi yang parah karena negara itu memiliki sistem perawatan kesehatan yang buruk dan 26 juta orangnya diyakini sebagian besar tidak divaksinasi.

Sebagai tanggapan, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyerukan lockdown total untuk kota-kota dan berbagai wilayah.

 

Baca juga: Korea Utara Konfirmasi Kasus Covid-19 untuk Pertama Kalinya

Dalam pertemian Politibiro Partai Buruh Korea, Kim Jong Un mengatakan bahwa tempat kerja harus diisolasi oleh unit untuk menahan penyebaran virus.

Kim Jong Un mengatakan, sangat penting untuk menghilangkan sumber infeksi secepat mungkin dan dia menegaskan negaranya akan mengatasinya.

Dia menggambarkan kasus Covid-19 pertama di Korea Utara tersebut sebagai wabah yang tak terduga. Namun, dia tidak merinci lebih lanjut bagaimana penerapan lockdown tersebut.

Baca juga: Resmi Dilantik, Presiden Baru Korea Selatan Tawarkan Imbalan Denuklirisasi ke Korea Utara

Penutupan perbatasan

Terlepas dari respons saat ini, Kim Jong Un memerintahkan para pejabat untuk melanjutkan konstruksi terjadwal, pengembangan pertanian, dan proyek negara lainnya sambil memperkuat postur pertahanan negara.

“Agar Pyongyang secara terbuka mengakui kasus Omicron, situasi kesehatan masyarakat harus serius,” kata profesor studi internasional di Universitas Ewha Womans di Korea Selatan, Leif-Eric Easley.

Easley menambahkan, itu bukan berarti bahwa Korea Utara tiba-tiba akan terbuka untuk bantuan kemanusiaan dan mengambil garis yang lebih damai terhadap Washington dan Seoul.

“Tetapi audiens domestik rezim Kim mungkin kurang tertarik pada uji coba nuklir atau rudal ketika ancaman mendesak melibatkan virus corona daripada militer asing,” tutur Easley.

Baca juga: Jepang Gelar Simulasi Evakuasi di Tengah Kekhawatiran Rentetan Uji Coba Rudal Korea Utara

Banyak pakar asing membantah klaim Korea Utara sebelumnya yang mengaku bebas Covid-19.

Tetapi, para pejabat Korea Selatan mengatakan, Korea Utara kemungkinan berhasil menghindari wabah besar, sebagian karena menerapkan kontrol yang ketat sejak awal pandemi.

Awal, 2020, sebelum virus corona menyebar ke seluruh dunia, Korea Utara mengambil langkah-langkah keras untuk mencegah penyebaran virus, terutama menutup perbatasan.

Korea Utara bahkan mengkarantina orang-orang dengan gejala yang menyerupai Covid-19.

Penutupan perbatasan yang ekstrem akibat pandemi semakin mengejutkan ekonomi Korea Utara yang telah dirusak oleh salah urus selama beberapa dekade dan sanksi yang dipimpin AS.

Baca juga: Korea Utara Diyakini Siap Uji Coba Rudal Lagi, AS Minta Dewan Keamanan PBB Segera Bertemu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Euronews

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com