Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembalinya Dinasti Marcos di Filipina: Anugerah untuk China, Canggung bagi AS

Kompas.com - 11/05/2022, 10:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

JAKARTA, KOMPAS.com – Dinasti politik keluarga Marcos kembali memegang tampuk kekuasaan di Filipina setelah Ferdinand Marcos Jr menang telak dalam pemilihan presiden (pilpres) Filipina pada Senin (9/5/2022).

Dalam penghitungan suara, Marcos Jr yang akrab disapa Bongbong unggul jauh dengan 58,76 persen suara. Pesaing terdekatnya, Leni Robredo, hanya mendapat 28,04 persen suara.

Kemenangan Marcos Jr ini kemungkinan akan membuat Filipina semakin dekat ke China, menurut kepala koresponden Reuters di Asia Tenggara, Tom Allard.

Baca juga: Profil Ferdinand Marcos Jr, Anak Diktator yang Jadi Presiden Terpilih Filipina

Allard menulis, Marcos Jr, putra dari mantan diktator Filipina yakni Ferdinand Marcos, memiliki hubungan lama dengan China.

Dia sedang mencari kesepakatan baru dengan Presiden China Xi Jinping atas perairan yang diperebutkan di Laut China Selatan.

Di sisi lain, hubungan Marcos Jr dengan Amerika Serikat (AS), diperumit oleh insiden terkait perintah pengadilan di AS.

Marcos Jr menolak bekerja sama dengan Pengadilan Distrik Hawaii yang pada 1995 memerintahkan keluarga Marcos untuk membayar 2 miliar dollar AS dari kekayaan yang dijarah kepada para korban pemerintahan Marcos.

Baca juga: Kembalinya Dinasti Marcos yang Kejam ke Pucuk Kekuasaan Filipina

Filipina adalah titik temu persaingan geopolitik antara AS dan China. Wilayah maritimnya meliputi bagian dari Laut China Selatan, jalur air yang strategis dan kaya sumber daya di mana China juga mengeklaim kedaulatannya.

Pada 2016, Pengadilan Arbitrase Tetap Internasional menyatakan, China tidak memiliki dasar hukum untuk mengklaim wilayah perairan di Laut China Selatan.

Namun, dalam wawancaranya saat kampanye pilpres, Marcos Jr mengatakan bahwa keputusan pengadilan tersebut "tidak efektif" karena China tidak mengakuinya.

Dia akan mencari kesepakatan bilateral dengan China untuk menyelesaikan perbedaan antara Filipina dan China.

Baca juga: Disorot Dunia, Kenapa Pilpres Filipina 2022 Kontroversial?

“Jika Anda membiarkan AS masuk, Anda menjadikan China musuh Anda,” kata Marcos Jr kepada Radio DZRH.

“Saya pikir kita bisa mencapai kesepakatan (dengan China). Faktanya, orang-orang dari kedutaan China adalah teman saya. Kami telah membicarakan hal itu,” sambungnya.

Antonio Carpio, mantan Hakim Mahkamah Agung Filipina yang memimpin tim hukum Filipina di pengadilan arbitrase, mengatakan bahwa sikap Marcos Jr tersebut adalah pengkhianatan.

“Dia memihak China melawan Filipina,” ujar Carpio.

Baca juga: Pemilu Filipina Ricuh, 3 Sekuriti TPS Tewas Ditembak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com