Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu Filipina Ricuh, 3 Sekuriti TPS Tewas Ditembak

Kompas.com - 09/05/2022, 15:32 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BULUAN, KOMPAS.com - Kericuhan terjadi di salah satu Tempat Pemungutan Suara (TPS) di wilayah bergejolak Filipina selatan, yang menewaskan tiga sekuriti pada Senin (9/5/2022).

Pemilihan umum memang biasanya bergejolak di Filipina, negara dengan undang-undang senjata yang longgar dan budaya politik yang keras, tetapi polisi mengatakan bahwa musim ini relatif damai.

Penembakan itu terjadi tak lama setelah pemungutan suara berlangsung di kotamadya Buluan di pulau Mindanao, sarang beberapa kelompok bersenjata mulai dari pemberontak komunis hingga milisi.

Baca juga: 4 Orang Tewas Jelang Pemilihan Presiden Filipina, 60.000 Pasukan Keamanan Siaga

Mantan wali kota Ibrahim Mangudadatu mengatakan kepada AFP, orang-orang di dalam sekolah yang digunakan sebagai TPS berlari mencari perlindungan ketika penembakan dimulai.

Sekuriti keempat terluka dalam serangan itu, kata juru bicara kepolisian provinsi Maguindanao Mayor Roldan Kuntong.

Sementara itu, lima granat meledak di luar TPS di kotamadya Datu Unsay pada Minggu (8/5/2022) malam yang menyebabkan sembilan orang luka-luka.

Beberapa menit setelah serangan itu, sebuah granat meledak di kota Shariff Aguak yang berdekatan, tetapi tidak ada korban jiwa. Kedua kota tersebut juga berada di provinsi Maguindanao.

Polisi mengatakan, para korban ledakan granat sebelumnya berjalan dari desa pegunungan terpencil mereka untuk memberikan suara di balai kota di Datu Unsay saat TPS dibuka di seluruh negeri pada Senin (9/5/2022) pagi.

“Sudah kebiasaan mereka turun lebih awal dari desa yang jaraknya delapan hingga 12 jam berjalan kaki,” kata Kuntong.

Baca juga: Trik-trik Kotor Warnai Hari Terakhir Kampanye Pemilu Filipina

Pada tahun 2009, Maguindanao adalah lokasi kekerasan politik paling mematikan di Filipina.

Sebanyak 58 orang dibantai ketika kelompok bersenjata yang diduga bekerja untuk seorang panglima perang lokal menyerang sekelompok orang guna menghentikan saingannya mengajukan pencalonannya.

Puluhan korban adalah jurnalis yang meliput pemilihan tersebut.

Putra mantan diktator Ferdinand Marcos adalah favorit untuk memenangi pemilihan presiden atau pilpres Filipina tahun ini, yang akan mengembalikan klan tersebut ke puncak kekuasaan politik.

Baca juga: Pemilu Filipina: Rakyat Segera Memilih, Polisi Sebut Situasi Damai

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com