MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin percaya bahwa dia tidak boleh kalah di Ukraina dan harus memaksimalkan perang.
Tetapi dia tidak menunjukkan tanda-tanda rencana untuk menggunakan senjata nuklir taktis.
Hal itu disampaikan direktur CIA Bill Burns, dilansir Al Jazeera.
Terlepas dari kegagalan pasukan Rusia untuk merebut Kyiv dan perjuangan mereka untuk maju di sepanjang garis depan utama perang di wilayah Donbas tenggara, Putin tidak mengubah pandangannya.
Dia kekeh bahwa pasukannya dapat mengalahkan pasukan Ukraina, kata direktur CIA pada hari Sabtu (7/5/2022).
"Keyakinan Putin pada kemampuan Rusia untuk melemahkan perlawanan Ukraina mungkin belum tergoyahkan meskipun ada kekalahan penting di medan perang," kata Burns dalam sebuah konferensi.
“Saya pikir dia dalam kerangka berpikir di mana dia tidak percaya bahwa dia bisa kalah,” kata Burns.
Kepala badan intelijen AS mengatakan bahwa
pemimpin Rusia ini tidak terhalang perlawanan keras yang ditunjukkan angkatan bersenjata Ukraina dalam perang.
“Dia mempertaruhkan begitu banyak pilihan untuk meluncurkan invasi ini,” kata Burns.
“Saya pikir dia yakin bahwa menggandakan perang masih memungkinkan untuk membuat kemajuan,” tambahnya.
Baca juga: Anggota Parlemen Rusia Tuding AS Terlibat Langsung dalam Perang di Ukraina
Burns, mantan duta besar AS untuk Rusia yang telah menghabiskan banyak waktu mempelajari pemimpin Rusia itu.
Dia menyebut CIA dan badan-badan intelijen Barat lainnya tidak melihat tanda-tanda bahwa Moskwa siap untuk mengerahkan senjata nuklir taktis untuk meraih kemenangan di Ukraina atau menargetkan wilayah pendukung Kyiv.
Rusia telah menempatkan pasukan nuklirnya dalam siaga tinggi tak lama setelah meluncurkan invasi pada 24 Februari.
Sejak itu, Putin dan pejabat Rusia lainnya telah membuat ancaman terselubung yang mengisyaratkan kesediaan untuk menggunakan senjata nuklir taktis Rusia.
Baca juga: Pentagon: Ukraina Kumpulkan Informasi Intelijen dan Bertindak Sendiri Tenggelamkan Kapal Moskva
Ini dilakukan jika Barat secara langsung campur tangan dalam konflik Ukraina.
“Kami tidak melihat, sebagai komunitas intelijen, bukti praktis pada titik perencanaan Rusia untuk penyebaran atau bahkan potensi penggunaan senjata nuklir taktis,” kata Burns.
Direktur CIA mengatakan bahwa China, yang sekarang dilihat Washington sebagai musuh utamanya, sedang mempelajari dengan cermat pelajaran dari perang di Ukraina dan apa artinya itu bagi keinginan Beijing untuk menguasai Taiwan.
Burns mengatakan dia tidak percaya bahwa Presiden China Xi Jinping telah mengubah tujuannya yang ingin menyatukan Taiwan dengan China, dengan paksa jika perlu.
Baca juga: Media Rusia: Ukraina Rencanakan Serangan Balasan pada Akhir Juni
Tetapi dia percaya bahwa Beijing telah “terkejut” oleh kinerja buruk pasukan militer Rusia, serta perlawanan keras yang datang dari seluruh masyarakat Ukraina, serta dukungan militer yang kuat yang diberikan Barat kepada Kyiv.
Pengalaman Rusia di Ukraina mungkin memengaruhi perhitungan Beijing “tentang bagaimana dan kapan” mereka mencoba menguasai Taiwan, yang dipandang China sebagai provinsi pemberontak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.