Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Perintahkan Wanita Afghanistan Tutup Wajah di Depan Umum

Kompas.com - 08/05/2022, 07:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

KABUL, KOMPAS.com - Pemerintah Taliban Afghanistan memerintahkan perempuan untuk menutupi wajah mereka di depan umum pada Sabtu (7/5/2022).

Mereka kembali ke kebijakan khas dari aturan garis keras masa lalu dan eskalasi pembatasan yang menyebabkan kemarahan di dalam dan luar negeri.

Dilansir Reuters, sebuah dekrit dari pemimpin tertinggi kelompok itu, Haibatullah Akhundzada, mengatakan bahwa jika seorang wanita tidak menutupi wajahnya di luar rumah, ayahnya atau kerabat laki-laki terdekatnya akan dikunjungi.

Baca juga: Ketika Taliban Mulai Tukar Senjata dengan Pena dan Belajar tentang Hak Asasi Manusia...

Mereka kemungkinan juga akan dipenjara atau dipecat dari pekerjaan negara.

"Kami menyerukan kepada dunia untuk bekerja sama dengan Imarah Islam dan rakyat Afghanistan. Jangan ganggu kami. Jangan membawa lebih banyak tekanan, karena sejarah adalah saksi, orang Afghanistan tidak akan terpengaruh oleh tekanan," kata Mohammad Khalid Hanafi, Menteri Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan.

Penutup wajah yang ideal adalah burqa biru yang mencakup semua, kata kelompok itu, mengacu pada pakaian yang wajib bagi wanita di depan umum selama pemerintahan Taliban 1996-2001 sebelumnya.

Baca juga: Taliban Tak Akan Menoleransi Invasi Negara Tetangga ke Afghanistan

Kebanyakan wanita di Afghanistan mengenakan jilbab karena alasan agama, tetapi di daerah perkotaan seperti Kabul banyak yang tidak menutupi wajah mereka.

Taliban telah menghadapi kritik keras, tak hanya dari pemerintah Barat, tetapi juga oleh beberapa cendekiawan agama dan negara-negara Islam, karena membatasi hak-hak perempuan termasuk menutup sekolah menengah perempuan.

Misi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Afghanistan (UNAMA) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu bahwa mereka akan segera mengadakan pertemuan dengan Taliban mengenai masalah ini.

UNAMA menambahkan bahwa mereka akan berkonsultasi dengan orang lain di komunitas internasional mengenai implikasi dari keputusan tersebut.

Baca juga: Taliban Larang TikTok dan PUBG di Afghanistan, Dinilai “Menyesatkan”

"UNAMA sangat prihatin dengan pengumuman hari ini oleh otoritas de facto Taliban. Keputusan ini bertentangan dengan banyak jaminan mengenai penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia semua warga Afghanistan," kata pernyataan itu.

Amerika Serikat dan lainnya telah memotong bantuan pembangunan dan memberikan sanksi pada sistem perbankan sejak kelompok itu mengambil alih pada Agustus 2021, mendorong Afghanistan menuju kehancuran ekonomi.

Taliban mengatakan telah berubah sejak aturan terakhirnya, tetapi dalam beberapa bulan terakhir mereka menambahkan peraturan yang membatasi pergerakan perempuan tanpa pendamping laki-laki dan melarang laki-laki dan perempuan mengunjungi taman bersama.

Baca juga: Taliban Disebut Alami Keretakan, Terbagi 2 Kubu Berbeda Pandangan

"Ini mengganggu kehidupan pribadi perempuan," kata advokat hak-hak perempuan yang berbasis di Kabul Mahbouba Seraj.

"Hari ini kami memiliki banyak masalah lain, seperti serangan bunuh diri, kemiskinan, orang-orang sekarat setiap hari, gadis-gadis kami tidak dapat pergi ke sekolah, wanita tidak dapat bekerja. Tetapi mereka hanya berpikir dan berbicara dan membuat undang-undang tentang hijab," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com