VATICAN CITY, KOMPAS.com - Paus Fransiskus memperingatkan pemimpin Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill untuk tidak menjadi "putra altar Putin", katanya dalam sebuah wawancara minggu ini.
Dalam kata-katanya yang paling keras hingga saat ini terhadap Patriark yang pro-perang, Paus ke-266 itu mengecam Kirill karena mendukung alasan yang dinyatakan Rusia untuk menyerang Ukraina.
"Saya berbicara dengannya selama 40 menit melalui Zoom," kata Paus kepada harian Italia Corriere della Sera dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Selasa (3/5/2022), dilansir dari CNN.
"20 menit pertama dia membacakan untuk saya, dengan kartu di tangan, semua pembenaran untuk perang."
"Saya mendengarkan dan mengatakan kepadanya, 'Saya tidak mengerti apa-apa tentang ini'," kata Paus.
"Saudaraku, kita bukan imam (utusan) negara, kita tidak dapat menggunakan bahasa politik, tetapi bahasa Yesus."
"Patriark tidak bisa mengubah dirinya menjadi putra altar (pelayan khusus) Putin," kata Paus asal Argentina itu.
Pemimpin Gereja Katolik Roma itu mengatakan, panggilan konferensi dengan Kirill berlangsung pada 16 Maret. Dia dan Patriark telah sepakat untuk menunda pertemuan yang direncanakan pada 14 Juni di Yerusalem.
"Ini akan menjadi pertemuan tatap muka kedua kami, tidak ada hubungannya dengan perang," kata Paus Fransiskus.
"Tapi sekarang, dia juga setuju: Mari kita hentikan (pertemuan), itu bisa menjadi sinyal yang ambigu."
Baca juga: Paus Fransiskus: Ibu Mertua Bukan Orang Jahat, Mereka Harus Dihormati
Menanggapi Paus Fransiskus dalam pernyataan pada Rabu (4/5/2022), Gereja Ortodoks Rusia mengatakan “menyesalkan” komentar itu.
"Sangat disesalkan bahwa satu setengah bulan setelah percakapan dengan Patriark Kirill, Paus Fransiskus memilih nada yang salah untuk menyampaikan isi percakapan," kata Departemen Hubungan Luar Patriarkat Rusia sebagaimana dilansir CNN.
"Deklarasi semacam itu tidak berkontribusi untuk membangun dialog konstruktif antara Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Rusia yang sangat diperlukan saat ini," bunyi pernyataan itu.
Juga pada Rabu (4/5/2022), terungkap bahwa Patriark termasuk di antara individu-individu yang akan dimasukkan dalam putaran keenam sanksi Uni Eropa (UE) yang diusulkan terhadap Rusia, menurut dua sumber yang telah melihat dokumen lengkap.
Draf yang diusulkan telah dikirim ke duta besar terkait untuk ditinjau. Pada tahap ini, nama-nama dapat dihapus atau ditambahkan atas kebijakan negara anggota, kata sumber Komisi UE.
Baca juga: Paus Fransiskus Batal Bertemu dengan Patriark Ortodoks Rusia, Ini Alasannya