Juru Bicara Gereja Ortodoks Rusia Vladimir Legoida mengatakan, sanksi itu tidak masuk "akal sehat", lapor kantor berita negara Rusia TASS.
"Semakin sembarangan sanksi (ini), semakin mereka kehilangan kontak dengan akal sehat dan semakin sulit untuk mencapai perdamaian, yang didoakan oleh Gereja Ortodoks Rusia di setiap kebaktian dengan restu Yang Mulia Patriark, dan bantuan untuk semua yang terkena dampak konflik Ukraina, hanya berfungsi untuk menegaskan kata-katanya," kata Legoida dalam sebuah unggahan Telegram pada Rabu (4/5/2022).
"Hanya mereka yang benar-benar tidak tahu sejarah Gereja kita yang dapat berusaha mengintimidasi pendeta dan orang percayanya dengan menyusun beberapa daftar (sanksi)," kata Legoida.
Pada Maret Patriark mengatakan bahwa konflik tersebut merupakan perpanjangan dari benturan budaya mendasar antara dunia Rusia yang lebih luas dan nilai-nilai liberal Barat. Dia mencontohkan soal ekspresi parade gay.
Baca juga: Paus Fransiskus Batal Bertemu dengan Patriark Ortodoks Rusia, Ini Alasannya
Para ahli mengatakan bahwa komentar Kirill menawarkan wawasan penting tentang visi spiritual Putin yang lebih besar untuk kembali ke Kekaisaran Rusia, di mana agama Ortodoks memainkan peran penting.
Tetapi, sikap garis keras patriark Rusia memecah pengikutnya.
Pada Maret, gereja Ortodoks Rusia di Amsterdam mengumumkan bahwa mereka memutuskan hubungan dengan pemimpin itu. Mereka bergabung dengan semakin banyak imam dan gereja yang menjauhi Rusia karena perang di Ukraina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.