Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Fransiskus Batal Bertemu dengan Patriark Ortodoks Rusia, Ini Alasannya

Kompas.com - 24/04/2022, 08:44 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

VATIKAN, KOMPAS.com - Paus Fransiskus mengumumkan bahwa pertemuan dengan Patriark Ortodoks Rusia Kirill, sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, telah dibatalkan agar tidak menabur "kebingungan."

Kedua pemimpin agama itu melakukan pertemuan pertama yang bersejarah di Kuba pada 2016. Keduanya dijadwalkan untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut di Yerusalem yang dijadwalkan akan terjadi pada Juni.

Baca juga: Paus Fransiskus Kutuk Kekejaman Perang Ukraina pada Misa Malam Paskah

Tetapi pemimpin Gereja Katolik Roma itu mengatakan kepada surat kabar La Nacion Argentina bahwa pertemuan itu dibatalkan, karena "diplomasi keduanya merasa pertemuan saat ini dapat menyebabkan banyak kebingungan" - sebuah referensi untuk perang Ukraina.

Paus ke-266 itu menegaskan hubungannya dengan Kirill, yang mewakili sekitar 150 juta umat beriman atau setengah dari populasi Ortodoks dunia, "sangat baik."

Pertemuan mereka pada 2016 adalah yang pertama antara para pemimpin dari dua denominasi Kristen terbesar dalam hampir seribu tahun.

Dialog dengan Gereja Ortodoks, yang memisahkan diri dari Gereja Katolik pada 1054, merupakan prioritas kepausan Paus Fransiskus.

Namun sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, kedua pria itu berada di pihak yang berlawanan.

Paus Fransiskus pekan lalu menyerukan perdamaian dan mengecam "perang yang kejam dan tidak masuk akal."

Baca juga: Vatikan Pertimbangkan Yerusalem Jadi Tempat Pertemuan Paus Fransiskus dan Patriark Rusia

Sementara Kirill telah membela "operasi militer" Putin dan perang melawan "musuh eksternal dan internal" Rusia.

Kedua pria itu mengadakan pembicaraan video tentang Ukraina pada Maret dan mendesak negosiasi untuk "perdamaian yang adil."

Namun tak lama setelah dimulainya perang, Kirill menyebut lawan Moskwa di Ukraina sebagai "kekuatan jahat".

Pemeriksaan medis

Sementara itu, Paus Fransiskus harus mengosongkan agenda pada Jumat (22/4/2022) untuk menjalani pemeriksaan medis untuk sakit lututnya, kata Vatikan.

"Paus telah memperlambat aktivitasnya hari ini karena pemeriksaan medis yang diperlukan hari ini. Itu sebabnya agendanya kosong hari ini," kata juru bicara Matteo Bruni kepada wartawan pada Jumat (22/4/2022).

Paus berusia 85 tahun itu dijadwalkan bertemu dengan menteri luar negeri Argentina, Santiago Cafiero, pada Jumat tetapi pertemuan itu dibatalkan, kata seorang pejabat pemerintah Argentina kepada AFP.

Baca juga: Paus Fransiskus Cium Bendera Ukraina Sembari Mengutuk Pembantaian di Bucha

Dia membatalkan perjalanan ke Florence pada Februari karena sakit "akut" di lutut kanannya, yang juga menghentikannya memimpin perayaan Rabu Abu.

Selama akhir pekan Paskah, ia terpaksa melanggar tradisi dengan tidak memimpin perayaan Sabtu di Basilika Santo Petrus.

Paus Argentina, yang terpilih pada 2013, menjalani operasi untuk usus besar yang meradang tahun lalu, tetapi diyakini dalam kondisi kesehatan yang relatif baik.

Ia juga menderita linu panggul, suatu kondisi saraf kronis yang menyebabkan sakit punggung, pinggul, dan kaki yang terkadang memaksanya untuk membatalkan acara resmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com