Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Tuduh Israel Dukung Neo-Nazi di Kyiv Usai Sebut Hitler Berdarah Yahudi

Kompas.com - 04/05/2022, 09:28 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

Harian Israel Haaretz melaporkan pada Selasa (3/5/2022) bahwa lembaga militer dan politik sedang mempertimbangkan untuk memperkuat bantuan ke Ukraina setelah pertikaian diplomatik.

Daftar barang yang dapat dikirim ke Ukraina akan ditinjau dalam beberapa hari ke depan, kata surat kabar itu.

Namun menurut sumber yang dikutip dalam laporan Haaretz, Israel akan menghindar dari pengiriman persenjataan canggih atau teknologi pertahanan, seperti sistem pertahanan rudal yang telah diminta oleh Presiden Volodymyr Zelenskiy kepada Knesset untuk dipasok.

Pengiriman baru peralatan militer kemungkinan akan menjadi "simbolis", kata sumber itu, sesuai dengan kebijakan Israel yang ada untuk menghindari permusuhan dengan Moskwa.

“Radikalisasi” Rusia

Analis mengatakan pernyataan menghasut Lavrov, yang mengancam akan memusuhi salah satu dari sedikit negara barat yang masih mau terlibat dengan Rusia, merupakan indikasi “radikalisasi” dari sebagian besar pemerintah Rusia dan kurangnya koherensi dengan tujuannya di Ukraina.

Diplomasi sebagai keterampilan, sebagai seni runtuh dengan segala sesuatu yang lain pada 24 Februari,” kata Alexander Baunov, seorang analis politik Rusia yang sebelumnya menjabat sebagai diplomat.

Baca juga: Tentara Israel Tembak Mati Warga Palestina di Tepi Barat

Menurutnya komentar diplomat tinggi Rusia menunjukkan tidak adanya aturan, tidak ada keterampilan, tidak ada rasionalitas ... tidak ada norma yang seperti biasanya.

Mereka semua bingung di dunia baru ini, termasuk orang-orang seperti Lavrov dan Putin sendiri. Mereka kata dia tidak tahu bagaimana berbicara, apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak.

“Mereka terkonsentrasi dengan satu tugas untuk membenarkan hal yang telah mereka lakukan, yang kenyataannya tidak berjalan seperti harapan,” katanya, mengacu pada invasi ke Ukraina.

"Dan mereka masih harus membenarkannya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com