"Ini adalah orang-orang Palestina dan peradaban Kanaan kuno mereka," tambah Abu Rida.
Tidak semua temuan arkeologis di Gaza sangat dihargai atau dirawat dengan sangat baik.
Baca juga: Militer Israel Disarankan Tak Balas Roket dari Gaza dengan Serangan
Hamas -sebuah organisasi militan Islamis- sebelumnya dituduh menghancurkan sisa-sisa kota besar Kanaan yang dibentengi, yakni Tell al-Sakan, untuk membuka jalan bagi perumahan dan pangkalan militer di selatan Kota Gaza yang berpenduduk padat.
Sebuah perunggu kuno seukuran manusia yang melambangkan dewa Yunani Apollo ditemukan oleh seorang nelayan pada tahun 2013, tetapi kemudian menghilang secara misterius.
Namun, pada tahun ini Hamas membuka kembali sisa-sisa gereja Bizantium abad ke-5 setelah donor asing membantu membayar proyek restorasi selama bertahun-tahun.
Pekerjaan proyek juga terhenti di sebuah lokasi pembangunan di Gaza utara ketika 31 makam era Romawi ditemukan di sana.
Saat situs-situs kuno seperti itu berpotensi menjadi daya tarik bagi pengunjung asing, hampir tidak ada industri pariwisata di sana.
Israel dan Mesir dengan ketat membatasi arus orang masuk dan keluar dari Gaza, daerah pesisir pantai yang miskin, yang merupakan kediaman bagi sekitar 2,3 juta warga Palestina, dengan alasan masalah keamanan.
Baca juga: Israel Akan Tutup Jalur Penyeberangan ke Gaza, Buntut Serangan Roket Gerilyawan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.