Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Dapat Ucapan Selamat dari Putin, Presiden Perancis Kirim Meriam Caesar untuk Ukraina

Kompas.com - 26/04/2022, 18:29 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

PARIS, KOMPAS.com - Gestur bersahabat Vladimir Putin yang segera mengirimkan ucapan selamat kepada Emmanuel Macron, yang dipastikan mempertahankan jabatan untuk putaran kedua Presiden Perancis, tampaknya tidak menghentikan langkah pemimpin muda negara Eropa itu mendukung Ukraina.

Saat ia memulai masa jabatan kedua, Macron segera memberikan lampu hijau untuk pengiriman Meriam Caesar ke Ukraina, yang dapat membantu membendung serangan baru Rusia ofensif di timur negara itu.

Kebijakannya dimaksudkan untuk menjaga Perancis di garis depan upaya internasional untuk memaksa Putin mengubah kebijakan di Ukraina.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-61 Serangan Rusia ke Ukraina, Peringatan Perang Dunia III dan Rencana AS

Kekuatan Meriam Caesar

Meriam Caesar yang dipasang di truk kiriman Perancis, mampu menembakkan enam peluru per menit lebih dari 40 kilometer (25 mil) atau lebih.

Artileri modern itu akan memungkinkan pasukan Ukraina menyerang pasukan Rusia dari jauh, lalu bergerak dan menumbuk mereka lagi.

Sunil Nair, seorang analis yang mengkhususkan diri dalam sistem artileri untuk publikasi pertahanan Janes, mengatakan meriam Caesar dapat digunakan secara independen satu sama lain atau bersama-sama sebagai baterai.

"Itu memang memberi Anda daya tembak, tidak diragukan lagi," katanya. "Ini adalah pertanyaan tentang bagaimana mereka menggunakannya dan di mana mereka menggunakannya", sebagaimana dilansir AP pada Selasa (26/4/2022).

Meriam Caesar sebelumnya diandalkan dalam perang melawan pasukan ISIS di Irak dan memberikan dampak yang sangat besar, begitu juga dalam konflik lainnya.

Kini, artileri modern tersebut mewakili langkah baru bantuan Perancis kepada pemerintah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca juga: Pilpres Perancis, Demonstrasi Pecah di Paris, 2 Orang Ditembak Mati Hendak Tabrak Polisi

Dalam perubahan luar biasa lainnya, Macron mengangkat selubung kerahasiaan atas bantuan militer Perancis ke Ukraina, dengan berbicara secara terbuka tentang senjata bantuan negaranya.

Macron menyebutkan kiriman lainnya mulai dari rudal anti-tank Milan, meskipun pasokan itu sudah dilaporkan. Tapi, dia tidak memberikan angka.

Mengutip sumber-sumber Perancis yang tidak disebutkan namanya, Ouest-France mengatakan 12 Caesar akan ditarik dari gudang senjata Perancis. Selain itu 40 tentara artileri Ukraina tiba untuk pelatihan di sebuah pangkalan militer di selatan Perancis.

Macron mengatakan "garis merahnya" tetap tidak memasuki konflik langsung dengan Rusia, tetapi dalam batas itu "kita harus memberikan bantuan maksimal kepada Ukraina."

“Kami memberikan peralatan penting,” katanya. "Kita harus terus menyusuri jalan ini."

Perubahan sikap Perancis

Pengiriman dan publisitas yang dilakukan bersamaan ini menandakan sikap yang lebih keras dari Macron dalam berurusan dengan Putin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ratusan Orang Kepung Gedung Putih, Teriakkan 'Bebaskan Palestina!'

Ratusan Orang Kepung Gedung Putih, Teriakkan "Bebaskan Palestina!"

Global
Saksi: Israel Tempatkan Tank-tank di Pusat Kota Rafah

Saksi: Israel Tempatkan Tank-tank di Pusat Kota Rafah

Global
Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Blokir Stasiun Kereta Api di Bologna Italia

Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Blokir Stasiun Kereta Api di Bologna Italia

Global
Jelang Pemilu, Calon Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Kampanye

Jelang Pemilu, Calon Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Kampanye

Global
Taliban Berupaya Segera Miliki Jalur Kereta Api

Taliban Berupaya Segera Miliki Jalur Kereta Api

Global
Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Global
Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Internasional
Setelah Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Setelah Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Global
Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Global
Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Global
Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Global
Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Global
Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com