SINGAPURA, KOMPAS.com – Kehidupan sehari-hari di Singapura akan kembali ke masa sebelum pandemi Covid-19 mengguncang mulai Selasa (26/4/2022).
Hal ini menyusul kebijakan terbaru relaksasi besar-besaran yang diumumkan oleh Pemerintah Singapura akhir pekan lalu.
Kebijakan utama relaksasi adalah dicabutnya jumlah maksimal warga yang diizinkan bertatap muka secara fisik.
Warga dapat kembali berkumpul ramai tanpa batasan angka seperti zaman sebelum Covid-19. Selama dua tahun Covid-19 melanda Singapura, kuota maksimal ini berkali-kali berganti dari dua orang menjadi lima kemudian delapan hingga yang terakhir adalah 10 orang.
Bukan hanya pembatasan perkumpulan yang dicabut, gugus tugas Covid-19 Singapura juga mengakhiri pemberlakuan jaga jarak.
Dengan begini warga tidak perlu lagi cemas apakah berdiri terlalu dekat dengan orang-orang di sekitarnya.
Terobosan relaksasi lain yang diambil adalah dihapuskannya kewajiban untuk check-in dengan menggunakan aplikasi TraceTogether.
Penggunaan aplikasi yang mirip dengan PeduliLindungi di Indonesia itu hanya akan diterapkan di acara-acara dengan jumlah hadirin lebih dari 500 orang, serta di kelab malam tempat clubber akan berbaur berdansa di lantai dansa.
Baca juga: Warga Singapura Bisa Clubbing Lagi Setelah 2 Tahun, tapi Wajib Antigen dan Pakai Masker
Kabar baik juga diterima perkantoran. Seluruh pekerja dapat kembali bekerja di kantor seperti biasa setelah pemerintah menaikkan kapasitas orang maksimal di perkantoran dari 75 persen menjadi 100 persen.
Walaupun begitu, perkantoran diimbau tetap mempertahankan model kerja hybrid yaitu membagi waktu kerja beberapa hari di rumah dan beberapa hari di kantor.
Kapasitas 75 persen yang saat ini diberlakukan untuk banyak gedung dan atraksi dihapuskan total kecuali untuk kelab malam.
Bukan hanya relaksasi domestik, Singapura juga mengumumkan relaksasi internasional dengan mencabut kewajiban tes antigen untuk memasuki negeri kota itu.
Satu-satunya protokol kesehatan yang masih diwajibkan adalah pemakaian masker di dalam ruangan atau indoor.
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan, kehidupan sehari-hari sudah normal mendekati zaman sebelum Covid-19. Dia meminta warga tetap patuh memakai masker di dalam ruangan dan menjalani isolasi mandiri jika tidak sehat.
Normalisasi ini juga mempertegas status endemik Covid-19 di Singapura yang telah hidup berdampingan dengan Covid-19 sejak 29 Maret.
Baca juga: Wajah Semringah Singapura Tanpa Masker Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.