Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman Hari Ke-56 Serangan Rusia ke Ukraina, Ultimatum Ketiga Rusia Diabaikan Mariupol, Jerman Hentikan Pengiriman Senjata

Kompas.com - 21/04/2022, 06:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz berada di bawah tekanan karena menolak mengirim senjata berat ke Ukraina.

"Kami percaya bahwa Bundeswehr (tentara Jerman) akan mampu memasok kami dengan senjata yang kami butuhkan saat ini," kata duta besar Ukraina untuk Jerman, Andriy Melnyk, kepada penyiar ZDF.

"Kami tidak tahu mengapa ini tidak terjadi."

Jenderal Markus Laubenthal berpendapat Berlin tidak dalam posisi untuk mengirim senjata yang diinginkan Ukraina, karena ini akan "sangat melemahkan kemampuan pertahanan (Jerman sendiri)".

Baca juga: Ukraina Berupaya Kirim 90 Bus untuk Evakuasi 6.000 Orang dari Mariupol

Keputusan perang Putin dipertanyakan

Sejumlah kecil orang dalam senior Kremlin dilaporkan mempertanyakan keputusan Vladimir Putin untuk menyerang Ukraina, menurut Bloomberg.

Beberapa orang dalam senior Kremlin percaya invasi Rusia ke Ukraina adalah "kesalahan besar, yang akan membuat negara mundur selama bertahun-tahun", saluran itu mengutip beberapa sumber.

Peringatan soal keanggotaan NATO

Parlemen Finlandia membuka perdebatan tentang apakah akan mencari keanggotaan NATO.

Perdana Menteri Finlandia, Sanna Marin, mengatakan negaranya akan memutuskan "cukup cepat, dalam beberapa minggu," apakah akan mengajukan keanggotaan, setelah invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan lonjakan dukungan politik dan publik untuk bergabung dengan aliansi militer.

Baca juga: Sekjen PBB Belum Menghubungi Putin Sejak Perang di Ukraina Dimulai

Rusia telah memperingatkan pembangunan nuklir di Baltik, jika Finlandia dan negara tetangga Swedia, yang juga mempertimbangkan untuk bergabung dengan NATO setelah invasi Rusia ke Ukraina, bergabung dengan aliansi Barat.

Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia telah berhasil menguji rudal balistik antarbenua Sarmat. Senjata generasi baru ini mampu membawa muatan nuklir akan membuat musuh Kremlin "berpikir dua kali."

Masalah ekonomi

Negara-negara Barat bersiap melakukan penghinaan diplomatik yang terkoordinasi, dalam pertemuan para menteri keuangan G20 di Washington, sebagai protes terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, berencana menghadiri sesi G20 yang dihadiri pejabat Rusia pada Rabu. Menteri keuangan Inggris, Rishi Sunak, tidak akan menghadiri sesi G20 tertentu, kata sumber pemerintah Inggris.

Perang Rusia di Ukraina harus disalahkan, karena memperburuk kerawanan pangan dunia yang "sudah mengerikan", kata Menteri Keuangan AS Janet Yellen.

Baca juga: Menkeu AS Salahkan Invasi Rusia di Ukraina Sebabkan Kerawanan Pangan Global

Pemberi pinjaman Rusia milik negara Rosselkhozbank mengatakan sanksi Inggris telah mencegahnya melakukan pembayaran bunga 21,25 juta dollar AS pada Eurobonds yang jatuh tempo pada 2023, perusahaan Rusia terbaru yang mengumumkan masalah pembayaran utang.

Presiden Vladimir Putin akan bertemu dengan perwakilan dari industri logam, yang menurut Kremlin menghadapi "sikap bermusuhan".

Penambang emas Petropavlovsk mengatakan pemberi pinjaman Rusia yang terkena sanksi Gazprombank telah memintanya untuk segera membayar kembali pinjaman berjangka senilai 201 juta dollar AS.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Global
Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

Global
China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan 'Satu China'

China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan "Satu China"

Global
Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Global
Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Global
Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Global
ICC Ancang-ancang Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Israel dan Pemimpin Hamas

ICC Ancang-ancang Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Israel dan Pemimpin Hamas

Global
Ukraina Jatuhkan 29 Drone Rusia dalam Semalam, Targetkan Barat, Tengah, dan Selatan

Ukraina Jatuhkan 29 Drone Rusia dalam Semalam, Targetkan Barat, Tengah, dan Selatan

Global
Hari Ini, Kondisi PM Slovakia Stabil dan Membaik

Hari Ini, Kondisi PM Slovakia Stabil dan Membaik

Global
Jasad Presiden Iran Ebrahim Raisi Ditemukan dan Dibawa ke Tabriz, Operasi Pencarian Diakhiri

Jasad Presiden Iran Ebrahim Raisi Ditemukan dan Dibawa ke Tabriz, Operasi Pencarian Diakhiri

Global
Penikaman di SD China, 2 Orang Tewas, 10 Lainnya Terluka

Penikaman di SD China, 2 Orang Tewas, 10 Lainnya Terluka

Global
Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Internasional
Hamas: Ebrahim Raisi, Sosok Terhormat Pendukung Palestina

Hamas: Ebrahim Raisi, Sosok Terhormat Pendukung Palestina

Global
ISIS Serang Wisatawan Asing di Afghanistan, Sektor Pariwisata Terguncang

ISIS Serang Wisatawan Asing di Afghanistan, Sektor Pariwisata Terguncang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com