Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Masyarakat Linguistik Indonesia
Komunitas Kajian Bahasa

Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI) adalah himpunan profesi yang menghimpun bahasawan, dosen, guru, mahasiswa, peneliti, maupun pengamat bahasa atau siapa saja yang tertarik dengan kajian bahasa dari seluruh Indonesia dan bahkan mancanegara.

Bahasa sebagai Identitas Kolektif ASEAN

Kompas.com - 15/04/2022, 11:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Luh Anik Mayani

PADA lawatannya ke Indonesia, 1 April 2022, Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Sri Ismail Sabri Yaakob, mengeluarkan pernyataan yang ternyata mengusik jiwa nasionalisme masyarakat Indonesia.

Mengutip Pernyataan Pers Bersama Presiden RI dan Perdana Menteri Malaysia dalam laman setkab.go.id (1 April 2022), PM Malaysia menyatakan bahwa beliau dan Presiden RI Joko Widodo bersetuju untuk menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa perantara antara kedua kepala negara dan bersetuju untuk bersama-sama memperkasakan bahasa rumpun Melayu yang suatu hari nanti boleh dijadikan sebagai bahasa ASEAN.

Pernyataan tersebut tentu dapat menimbulkan polemik karena bahasa Melayu memiliki status yang berbeda di kedua negara.

Di Malaysia bahasa Melayu merupakan bahasa nasional, sedangkan di Indonesia bahasa Melayu berstatus sebagai bahasa daerah.

Oleh karena itu, dalam konteks Indonesia, bahasa Melayu bukanlah bahasa yang tepat untuk dipromosikan sebagai bahasa ASEAN.

Bagi Indonesia, bahasa yang layak untuk menjadi bahasa ASEAN adalah bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia.

Penolakan wacana PM Malaysia tersebut, salah satunya, disampaikan oleh Mendikbudristek, Nadiem Makarim, melalui siaran pers Kemendikbudristek, 4 April 2022.

Selanjutnya, media massa dan media sosial di Indonesia dipenuhi dengan berbagai opini tentang kelayakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ASEAN dan berbagai twibon yang menyuarakan dukungan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa ASEAN.

Opini dan twibon tersebut memang bukan tanpa dasar. Sebagai bahasa negara dan bahasa nasional, status, peran, dan fungsi bahasa Indonesia telah dikukuhkan dengan beberapa landasan hukum, seperti UUD 1945, Undang-Undang No. 24/2009, Peraturan Pemerintah No. 57/2014, Peraturan Presiden No. 63/2019, dan Permendikbud No. 42/2018.

Bahkan, UU 24/2009 mengamanatkan upaya penginternasionalan bahasa Indonesia.

Menjadi bahasa resmi ASEAN tentu merupakan awal yang baik untuk menuju internasionalisasi bahasa Indonesia.

Saat ini bahasa Inggris merupakan satu-satunya bahasa kerja (working language) di ASEAN. Sebagai bahasa kerja, bahasa Inggris digunakan dalam rapat regional, pengambilan keputusan, dan dalam dokumen perjanjian.

Penetapan bahasa Inggris secara de facto sebagai bahasa resmi ASEAN tercantum dalam ASEAN Charter (2007), Pasal 34 yang menyatakan bahwa bahasa kerja ASEAN adalah bahasa Inggris.

Keinginan negara-negara ASEAN untuk mengadopsi bahasa selain bahasa Inggris sebagai bahasa kerja atau bahasa resmi ASEAN pernah dilakukan oleh beberapa negara, seperti Vietnam, Malaysia, dan Indonesia. Namun, ketiga usulan tersebut gagal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com