Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilpres Perancis 2022: Macron Hadapi Le Pen di Putaran Kedua

Kompas.com - 11/04/2022, 09:45 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

PARIS, KOMPAS.com – Presiden Perancis Emmanuel Macron akan menghadapi Marine Le Pen dalam putaran kedua pemilihan presiden (pilpres) Perancis akhir bulan ini.

Sang petahana akan berkontestasi dengan calon presiden sayap kanan setelah keduanya mendapatkan suara terbanyak pada putaran pertama pilpres Perancis pada Minggu (10/4/2022).

Penghitungan suara yang dirilis Minggu malam waktu setempat menempatkan keduanya unggul dari semua calon presiden dalam pemungutan suara.

Baca juga: Pilpres Perancis: Dipepet Le Pen, Macron Tetap Percaya Diri

Menuju putaran kedua

Sejauh ini, sebanyak 48,7 pemilih telah terdaftar untuk pilpres Perancis putaran pertama. Masih harus dilihat apakah partisipasi pemilih akan meningkat untuk putaran kedua.

Dilansir DW, Macron meraup 27,4 persen suara sedangkan Le Pen mendapatkan 24 persen suara.

Beberapa pekan ke depan, rakyat Perancis kemungkinan akan melihat kampanye yang lebih intensif, terutama dari Macron karena berusaha untuk mengamankan masa jabatan kedua.

Pilpres Perancis putaran kedua yang akan mempertemukan Macron dan Le Pen akan digelar pada 24 April.

Baca juga: Presiden Perancis Sindir PM Polandia Sebagai Anti-Semit dan Sayap Kanan

Beberapa kelompok survei bahkan telah merilis hasil jajak pendapat antara Macron dan Le Pen pada putaran kedua pilpres Perancis.

Ifop-Fiducial merilis, Macron akan menerima 51 persen suara dibandingkan dengan Le Pen yang mendapat 49 persen suara.

Sementara itu, kelompok Elabe memproyeksikan Macron akan menerima 52 persen dan Le Pen 48 persen suara.

Baca juga: Pilpres Perancis 2022: Ada 12 Kandidat Termasuk Petahana, Siapa yang Paling Unggul?


Reaksi yang muncul

Macron mendesak rakyat Perancis untuk tidak membiarkan Le Pen mengambil alih kursi kepresidenan Perancis.

Sedangkan Le Pen mengatakan, putaran kedua pilpres Perancis menawarkan pemilih dua visi yang berlawanan untuk masa depan.

"Yang dipertaruhkan pada 24 April bukanlah pilihan keadaan, tetapi pilihan masyarakat, pilihan peradaban," kata Le Pen.

Di sisi lain, sejumlah calon presiden yang tertinggal dalam pemungutan suara mencerca Le Pen.

Baca juga: Polandia Kritik Pendekatan Perancis ke Rusia: “Tidak Ada yang Bernegosiasi dengan Hitler”

Kandidat sayap kiri Jean-Luc Melenchon, yang berada di tempat ketiga, mendesak warga untuk tidak memberikan satu suara pun kepada Le Pen.

Kandidat konservatif Valerie Pecresse juga meminta pemilih untuk mendukung Macron untuk putaran kedua pilpres Perancis.

Dia bahkan mengatakan, jika Le Pen naik ke kursi kepresidenan, akan ada konsekuensi bencana bagi negara dan generasi mendatang.

Baca juga: Jerman dan Perancis Usir Puluhan Diplomat Rusia atas “Kebrutalan Luar Biasa” di Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com