Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Rahasia Sukses Ukraina Menahan Invasi Rusia: Taktik Tabrak Lari hingga Perang Informasi

Kompas.com - 25/03/2022, 18:03 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

KYIV, KOMPAS.com - Sudah lebih satu bulan invasi Rusia, Ukraina sejauh ini telah menjungkirbalikkan perkiraan. Walaupun kalah jumlah di hampir setiap sisi--tank, pasukan, pesawat terbang--pasukan Ukraina yang dibantu para warga relawan telah menahan militer Rusia di banyak tempat.

Ukraina memang sudah kehilangan wilayah, terutama di bagian selatan sekitar Crimea, yang sudah diduduki dan dianeksasi Rusia pada 2014. Tetapi tujuan awal Moskwa untuk dengan cepat merebut ibu kota Kyiv dan kota-kota besar lainnya, serta memaksa pemerintah Ukraina untuk mengundurkan diri, jelas telah gagal.

Gelombang peperangan memang masih bisa berbalik melawan Ukraina. Pasukannya kian kekurangan rudal anti-tank dan anti-pesawat yang dipasok Barat untuk menghalau pergerakan pasukan Rusia.

Baca juga: Deretan Perang Putin Sebelum Rusia vs Ukraina dan Taktik yang Dia Pakai

Banyak pasukan reguler Ukraina yang paling berpengalaman di timur negara itu berisiko dikepung, diisolasi, dan dimusnahkan. Dan dengan seperempat penduduk negara itu telah mengungsi, mereka yang tinggal bisa jadi akan menyaksikan kota-kota mereka diubah menjadi gurun distopia oleh gempuran artileri dan tembakan roket tanpa henti Rusia.

Namun terlepas dari faktor-faktor tersebut, pasukan Ukraina sudah mengungguli Rusia dalam perang ini di sejumlah faktor. Pekan ini juru bicara Departemen Pertahanan AS, John Kirby, mengatakan bahwa militer Ukraina mempertahankan daerah-daerah di negara mereka dengan "sangat cerdas, sangat gesit, sangat kreatif".

Jadi apa sebenarnya rahasia kesuksesan mereka?

1. Semangat juang tinggi

Kesiapan warga Ukraina untuk melakukan apapun yang mereka bisa demi mempertahankan negara mereka memungkinkan tentara profesional bertempur di medan perang tanpa khawatir.EPA via BBC INDONESIA Kesiapan warga Ukraina untuk melakukan apapun yang mereka bisa demi mempertahankan negara mereka memungkinkan tentara profesional bertempur di medan perang tanpa khawatir.
Ada perbedaan besar dalam semangat juang antara kedua pasukan. Ukraina berjuang untuk kelangsungan hidup negara mereka sebagai negara berdaulat, sembari terkejut dengan pernyataan Putin bahwa Ukraina pada dasarnya hanyalah ciptaan Rusia.

Rakyat Ukraina mendukung pemerintah dan presiden mereka. Karena itu, warga yang tidak berpengalaman militer pun siap mengangkat senjata untuk mempertahankan kota-kota mereka meskipun harus menghadapi persenjataan Rusia yang luar biasa.

"Beginilah cara orang berjuang untuk eksistensi mereka," kata Tom Foulkes, eks-perwira Angkatan Darat Inggris di Jerman selama masa Dingin. "Ini adalah cara mereka membela tanah air dan keluarga mereka. Keberanian mereka mengejutkan sekaligus luar biasa."

Dalam praktiknya, perlawanan warga telah membuat pasukan Ukraina leluasa bertempur di garis depan, setelah mengetahui kota-kota mereka memiliki pertahanan yang bisa diandalkan.

Sebaliknya, banyak tentara Rusia yang dikirim untuk berperang di Ukraina adalah wajib militer yang baru saja lulus dari sekolah. Mereka kebingungan dan kewalahan ketika mendapati diri mereka di zona perang padahal mereka mengira hanya akan menjalani latihan.

Sebagian besar tentara Rusia hanya sedikit atau tidak sama sekali mempersiapkan diri untuk keganasan pertempuran yang mereka temui di medan perang. Ada beberapa laporan tentang desersi, kekurangan makanan, dan penjarahan.

Baca juga: Kenapa Mayoritas Netizen Indonesia Dukung Invasi Rusia ke Ukraina dan Kagum dengan Putin?

2. Komando dan kontrol

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan pejabat-pejabat senior lainnya terang-terangan menunjukkan kepemimpinan mereka.EPA via BBC INDONESIA Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan pejabat-pejabat senior lainnya terang-terangan menunjukkan kepemimpinan mereka.
Ekspektasi di awal perang tentang serangan siber Rusia yang melumpuhkan komunikasi Ukraina tidak terjadi. Sebaliknya, Ukraina entah bagaimana berhasil mempertahankan koordinasi yang efektif antar-medan perang, bahkan di tempat mereka kalah.

Pemerintah Ukraina tetap di Kyiv dan sangat terlihat, dengan bahkan wakil perdana menterinya mengenakan kaus model khaki saat berbicara kepada rakyat dengan latar lambang pemerintah.

Sebaliknya, tentara Rusia tampaknya tidak punya kepemimpinan yang terpadu, dengan sedikit koordinasi antara medan-medan perang yang terpisah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com