Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trias Kuncahyono
Wartawan dan Penulis Buku

Trias Kuncahyono, lahir di Yogyakarta, 1958, wartawan Kompas 1988-2018, nulis sejumlah buku antara lain Jerusalem, Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir; Turki, Revolusi Tak Pernah Henti; Tahrir Square, Jantung Revolusi Mesir; Kredensial, Kearifan di Masa Pagebluk; dan Pilgrim.

Membaca Resolusi MU PBB (Bagian IV)

Kompas.com - 17/03/2022, 14:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bukankah resolusi tersebut juga menyerukan Rusia menarik mundur dari wilayah Ukraina sebagai bentuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina?

Beijing seperti “kerepotan” menempatkan dirinya. Di satu sisi ingin tetap menjaga kemitraan strategisnya yang erat dengan Moskwa; tetapi di sisi lain kebijakannya itu kontradiktif dengan pernyataannya bahwa China selalu menghormati kedaulatan semua negara dan integritas semua negara.

China menolak untuk mengkritik Rusia, dan bersamaan dengan itu mencoba memberikan ruang untuk dirinya sendiri bermanuver.

Baca artikel sebelumnya: Membaca Resolusi MU PBB (Bagian III)

Tetapi, China tidak akan begitu saja bersikap frontal terhadap Barat, dalam hal ini berkait dengan resolusi.

China seperti meniti bentangan seutas tali, harus hati-hati dan terus menjaga keseimbangan.

Itulah sebabnya, China tidak akan mengikuti Barat (juga negara-negara lain) untuk mendukung resolusi melawan Rusia.

Karena itu, pilihan China adalah abstain. Mengapa abstain? Secara sederhana dapat dikatakan bahwa China tidak ingin menghadapi dua musuh secara bersamaan: AS dan Rusia.

China tidak menghadapi dua front sekaligus. Dengan AS, China terlibat perang dagang dan persaingan di kawasan Indo-Pasifik.

Dalam hal ini, China dan Rusia memiliki kepentingan yang sama: sama-sama menghadapi AS, dan menurunkan kepemimpinan global AS.

Dalam jangka panjang, China melihat Rusia sebagai mitra strategis, terutama selama AS meningkatkan kehadiran militernya di Pasifik.

Selain ada kerja sama strategis, China dan Rusia juga memiliki hubungan perdagangan yang dari waktu ke waktu semakin meningkat.

Bahkan China adalah mitra dagang terbesar Rusia. China sangat memerlukan minyak Rusia.

Nilai perdagangan bilateral tahun lalu mencapai 146 miliar dollar AS. Bahkan kedua negara Agustus tahun lalu melakukan latihan militer bersama.

Keduanya berbagi perbatasan sepanjang 4.000 kilometer. Tetapi kunci sebenarnya, seperti di atas sudah disebut, di balik semakin eratnya hubungan kedua negara adalah ketegangan dengan Washington. Jadi keduanya menemukan “musuh bersama.”

Dengan Rusia, China “bermain aman.” Padahal, China juga memiliki hubungan baik dengan Ukraina.

Karena itu, Menlu China Wang Yi mengatakan—untuk menunjukkan simpatinya pada Ukraina—“sangat berduka” dengan pecahnya konflik itu. Meskipun, tentu, Ukraina kecewa dengan pilihan abstain China.

Wajar kalau Kyiv, kecewa. Sebab, Ukraina pada tahun 2017 tergabung dalam inisiatif pembangunan dan infrastruktur Belt and Road andalan Xi Jinping.

Bahkan tahun lalu (2021) Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan Ukraina sebagai “jembatan ke Eropa” yang potensial bagi China.

Kereta barang ke Eropa melewati Ukraina, dan negara itu telah menjadi sumber utama produk-produk seperti jagung dan jelai untuk China.

Baca juga: Putin, Testing The Water

Erat lagi

Hubungan Moskwa dan Beijing, tahun-tahun belakangan ini memang semakin erat. Pertemuan terakhir antara Vladimir Putin dan pemimpin China Xi Jinping terjadi di Beijing saat Olimpiade Musim Dingin 4 Februari 2022.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik Turun 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik Turun 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

Global
Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Global
Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Global
Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Global
Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Global
Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Global
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Global
WNI di Singapura Luncurkan 'MISI', Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

WNI di Singapura Luncurkan "MISI", Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com