Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Baiat Khalifah Baru dengan Misi Bertahan Hidup

Kompas.com - 14/03/2022, 13:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Melalui kanal media sosialnya, "ISIS membaiat Abu Hasan Hashemi al-Quraishi sebagai emir bagi semua kaum beriman dan kalifah bagi semua muslim,” tutur juru bicara ISIS, Abu Omar al-Muhajjir, dalam sebuah pesan audio, Kamis (10/3/2022).

Pesan tersebut memastikan kabar kematian bekas pemimpin ISIS dan juru bicaranya. "Abu Ibrahim al-Qurashi dan Abu Hamza al-Qurashi tewas dibunuh beberapa hari lalu,” kata Abu Omar.

Baca juga: ISIS Konfirmasi Kematian Pemimpinnya lalu Umumkan Bos Baru

Menurut klaim AS, al-Qurashi tewas ketika meledakkan diri untuk menghindari penangkapan saat tempat persembunyiannya di Atme, Idlib, diserbu tentara AS awal Februari.

Kematiannya dianggap sebagai pukulan besar bagi ISIS, setelah pembunuhan terhadap Abu Bakar al-Baghdadi yang tewas dalam serbuan AS, hanya sejauh 15 kilometer dari lokasi kematan al-Qurashi.

Menurut pesan audio ISIS, Abu Ibrahim sudah lebih dulu mengangkat Abu Hasan sebagai penggantinya sebelum meninggal dunia. Pengangkatan itu juga sudah dikonfirmasikan oleh komandan-komandan senior ISIS, menurut Abu Omar.

Baca juga: Siapa Pemimpin Baru ISIS? Setidaknya Ada 4 Calon

Figur misterius

"Kami sama sekali tidak mengenal identitasnya," kata Tore Hamming, peneliti terorisme di Departemen Studi Perang di King's College, London, Inggris. Adapun Colin Clarke, Direktur Riset di Soufan Group, menilai keputusan ISIS memilih "figur yang tidak dikenal menandakan daftar komandan yang cakap sudah banyak berkurang.”

Selama masa jayanya antara 2014-2019, ISIS banyak menghimpun teroris asing yang memperkuat jejaring di Irak dan Suriah. Namun akibat gempuran koalisi AS, Irak dan Kurdi, banyak pemuka ISIS yang berguguran di medan perang.

Damien Ferre, Direktur Jihad Analytics, sebuah lembaga konsultasi keamanan, kelompok teror sebabnya membiasakan diri memilih dini calon pengganti untuk mencegah destabilisasi organisasi.

Adapun Clarke meyakini, emir yang baru harus mampu menciptakan momentum yang baik bagi para teroris.

Baca juga: PM Israel Beri Selamat ke Biden Atas Serangan AS yang Sebabkan Kematian Pemimpin ISIS

Berkembang di Afrika

Hans-Jakob Schindler, Direktur Counter Extremism Project, menilai pemilihan Abu Hasan menyiratkan misi terbesar ISIS, yakni untuk bertahan hidup.

"Baghdadi sebagai khalifah banyak tampil di muka publik, hasilnya dia mati. Qurashi sebaliknya, tidak pernah tampil sama sekali, kecuali berkomunikasi dengan sekelompok kecil pembantunya, hasilnya pun dia mati,” kata Schindler.

Sebab itu Abu Hasan diyakini tidak akan terlibat dalam kegiatan operasional, dan fokus menjalin jaringan teror antarbenua. Dia adalah satu-satunya faktor yang menghubungkan Afrika Timur dengan Afrika Barat dan Asia Tenggara.

"Jika Anda adalah sebuah gerakan Islamis, Anda membutuhkan titik temu ini.”

Baca juga: Pemimpin ISIS Tewas Ledakkan Diri, Kelompok Saingan Tak Tahu Wilayahnya Jadi Persembunyian

ISIS kini tercatat menggeser Taliban sebagai organisasi teror paling mematikan di dunia. Meski kekuatan terbesar masih terpusat di Suriah dan Irak, jaring ISIS di Afganistan dan Afrika mampu membukukan sejumlah keberhasilan, antara lain serangan di Peshawar, Pakistan, baru-baru ini.

Menurut Indeks Terorisme Global 2021, Afrika kini menjadi medan baru bagi organisasi teror yang terdesak di Timur Tengah. Afrika Sub-Sahara misalnya mencatatkan 48 persen angka korban kematian akibat terorisme.

Adapun kawasan Sahel dianggap sebagai ladang pertumbuhan terorisme paling subur di dunia.

"Secara strategis, ISIS tidak buruk,” kata Schindler. "Afrika misalnya adalah contoh kesuksesan. Mereka kini punya provinsi baru,” imbuhnya.

"Masalah terbesar adalah bahwa pemimpin mereka selalu tewas dibunuh. Tidak lama lagi, mereka bisa-bisa kehabisan khalifah untuk dibaiat.”

Baca juga: Pentagon Peringatkan Munculnya Pemimpin Baru ISIS, Akan Ancam Negara Barat hingga AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com