Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Pemimpin Baru ISIS? Setidaknya Ada 4 Calon

Kompas.com - 10/02/2022, 23:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Kematian Abu Ibrahim Al-Quraishi memaksa ISIS mencari pemimpin baru. Lingkaran intelijen Timur Tengah mengidentifikasi setidaknya empat calon yang berpengalaman di Irak sejak invasi AS 2003. Siapa mereka?

Al-Quraishi tewas usai meledakkan diri ketika hendak ditangkap militer AS di Suriah pekan lalu. Kematiannya dinilai sebagai pukulan telak bagi ISIS, yang sebelumnya kehilangan Khalifah Abu Bakar Al-Baghdadi dalam operasi serupa di Irak, 2019 silam.

Sejumlah analis keamanan yang memantau pergerakan ISIS meyakini, kelompok itu akan mengumumkan pengganti Al-Quraishi dalam beberapa pekan ke depan.

Baca juga: AS Buru Pemimpin ISIS-K, Imbalan Rp 143 Miliar bagi yang Punya Info

Fadhil Abu Rgheef, penasehat terorisme untuk militer Irak, mengatakan, setdaknya ada empat calon pengganti.

"Di antaranya adalah Abu Khadija yang terakhir memimpin ISIS di Irak, Abu Muslim, pemimpin ISIS di Provinsi Abar, dan seorang lagi bernama Abu Salih yang tidak banyak dikenal, tapi dekat dengan Baghdadi dan Quraishi,” kata dia.

"Terakhir adalah Abu Yassir al-Issawi, yang diduga selamat,” dari serangan udara koalisi AS, Januari 2021 silam. "Dia berharga bagi ISIS karena pengalaman tempurnya yang panjang,” imbuhnya.

Seorang pejabat militer Irak meragukan kabar hidupnya Issawi. "Jka dia tidak tewas, dia bisa menjadi kandidat. Dia sudah teruji dan matang dalam merencanakan serangan militer, serta punya ribuan pendukung,” imbuhnya.

Baca juga: PM Israel Beri Selamat ke Biden Atas Serangan AS yang Sebabkan Kematian Pemimpin ISIS

Menutup kebocoran

Pejabat Irak tersebut meyakini ISIS kini berusaha menyelidiki kebocoran informasi yang mengarah kepada kematian Al-Quraishi. Dia dikenal tidak pernah tampil di hadapan publik atau menggunakan komunikasi digital.

Di bahwa arahannya, milisi ISIS bertempur dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyintasi tekanan bertubi-tubi oleh AS dan negara sekutu.

Baca juga: Pemimpin ISIS Tewas Ledakkan Diri, Kelompok Saingan Tak Tahu Wilayahnya Jadi Persembunyian

"Di Suriah, satuan-satuan ISIS bekerja terpisah dalam jejaring kelompok-kelompok individual, supaya tidak menjadi target militer,” kata seorang pejabat keamanan Irak. Menurutnya sejak Quraishi berkuasa, "upaya kami memonitor pergerakan mereka menjadi sulit karena mereka sudah sejak lama berhenti menggunakan telepon seluler untuk komunikasi."

Baghdadi dan Quraishi pernah menjadi anggota Al-Qaeda di Irak sejak awal dan pernah menjalani penjara militer AS pada pertengahan 2000-an. Sebaliknya, tidak satu pun generasi baru calon pemimpin ISISI saat ini yang pernah ditahan atau dikenal luas oleh militer AS, kata pejabat itu lagi.

Pejabat dan analis keamanan di berbagai negara sepakat, ISIS tidak akan mampu membangun kekhalifahan ala Baghdadi serupa pada 2017. Namun, seberapa besar dampak kematian Quraishi bagi IS bergantung pada siapa penggantinya nanti.

Baca juga: Pentagon Peringatkan Munculnya Pemimpin Baru ISIS, Akan Ancam Negara Barat hingga AS

ISIS gaya baru

Hassan Hassan, jurnalis yang meneliti Al-Quraishi, meyakini pemimpin baru ISIS akan berasal dari lingkaran terdekat di Irak.

"Jika mereka harus memilih pemimpin baru dalam beberapa pekan ke depan, mereka harus memilih seseorang yang berasal dari lingkaran sama,” kata dia, "yakni kelompok yang menjadi bagian dari grup Anbari dan sudah beroperasi di bawah nama ISIS sejak pertama.”

Lahur Talabany, bekas kepala badan penanggulangan teror di Irak-Kurdistan, mengatakan bahwa sejak kejatuhannya, milisi ISIS kini lebih mudah bergerak di wilayah perbatasan tanpa bisa dideteksi. Hal ini menjadi penyambung hidup bagi kelompok tersebut.

"Kekhalifahan memang sudah dikalahkan, tapi ISIS tidak bisa dimusnahkan. Saya tidak yakin kami berhasil merampungkan tugas itu.” Menurutnya strategi perang yang digunakan ISIS ke depan bakal bergantung pada pemimpin yang baru.

Baca juga: Begini Cara AS Temukan Rumah Pemimpin ISIS dan Strategi Serangan Pasukan Khusus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com