Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi Stasiun Kereta Api Kharkiv Dipenuhi Ribuan Warga Ukraina Berusaha Melarikan Diri dari Perang

Kompas.com - 08/03/2022, 19:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Mirror

 

KHARKIV, KOMPAS.com - Kerumunan besar terlihat berkumpul memenuhi stasiun kereta api Kharkiv ketika ribuan orang berusaha meninggalkan kota yang dikepung.

Mirror mewartakan pada Selasa (8/3/2022) pemandangan serupa berulang di seluruh Ukraina, dengan orang-orang mengantri dengan putus asa untuk menaiki kereta api meninggalkan penembakan dan krisis kemanusiaan yang semakin dalam.

Baca juga: Pasangan Tentara Ukraina Merayakan 20 Tahun Pernikahan dengan Romantis di Zona Perang

Sejauh ini PBB mengatakan 1,7 juta pengungsi telah meninggalkan negara itu dalam waktu kurang dari dua minggu sejak Vladimir Putin memerintahkan invasi Rusia ke Ukraina.

Dilaporkan bahwa jumlah itu bisa meningkat menjadi lebih dari 5 juta dalam beberapa minggu mendatang.

Yang lain bersembunyi di tempat penampungan karena takut akan bom, sementara kehabisan makanan dan air, serta listrik dan pasokan energi lainnya telah terputus di banyak daerah.

Pengepungan dan pemboman terus berlanjut ketika Ukraina menolak kemungkinan koridor kemanusiaan ke Rusia dan Belarusia. Tetapi beberapa kemajuan terbatas disebut telah dibuat terkait logistik untuk evakuasi warga sipil.

Di kota Irpin, di tepi barat laut Kyiv, penduduk melarikan diri berlari dengan anak-anak mereka di kereta bayi, atau menggendong bayi. Sementara yang lain membawa hewan peliharaan, kantong plastik, dan koper.

Baca juga: Ukraina Klaim Bunuh 12.000 Tentara dan Hancurkan 303 Tank Rusia

"Seperti bencana, kota hampir hancur, dan distrik tempat tinggal saya, seperti tidak ada rumah yang tidak dibom," kata seorang ibu muda, menggendong bayi di bawah selimut, sementara putrinya berdiri di sampingnya.

"Kemarin adalah pengeboman yang paling sulit, dan kilat serta suaranya sangat menakutkan, dan seluruh bangunan bergetar."

Selain koridor kemanusiaan ke Rusia, Moskwa mengusulkan untuk memberikan pilihan kepada penduduk kota Sumy dan Mariupol di Ukraina untuk pindah ke tempat lain di Ukraina, menetapkan batas waktu pada dini hari bagi Kyiv untuk menyetujuinya, kantor berita Rusia melaporkan.

Setelah upaya ketiga untuk meredakan pertumpahan darah pada pembicaraan di Belarus, seorang negosiator Ukraina mengatakan kemajuan kecil dalam menyetujui logistik untuk evakuasi warga sipil telah dibuat, meski sebagian besar tetap tidak berubah.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada Reuters bahwa Moskwa akan menghentikan operasi jika Ukraina berhenti berperang, mengubah konstitusinya untuk menyatakan netralitas, dan mengakui aneksasi Rusia atas Krimea dan kemerdekaan wilayah yang dikuasai oleh separatis yang didukung Rusia.

Baca juga: Presiden Ceko Akan Beri Kehormatan Negara kepada Presiden Ukraina

Mengenai koridor kemanusiaan yang gagal sejauh ini, Dominik Stillhart, dari Komite Palang Merah Internasional, mengatakan kepada BBC: "Sejauh ini kami hanya melihat, sayangnya, hanya kesepakatan pada konsepnya.”

"Tetapi itu segera rusak karena kurang presisi. Mereka tidak memiliki jenis ... kesepakatan dari waktu ke waktu, tentang jalan, tentang apakah orang bisa keluar atau barang bisa masuk.

“Kami memiliki tim di Mariupol di lapangan. Mereka sudah siap pada Minggu (6/3/2022), meskipun faktanya tidak sepenuhnya jelas apa sebenarnya kesepakatan itu. Begitu mereka mencapai pos pemeriksaan pertama, mereka menyadari bahwa jalan yang ditunjukkan ke mereka benar-benar hancur."

Sementara itu seorang Inggris-Ukraina membantu mengevakuasi pengungsi melintasi perbatasan Polandia menggunakan taksi hitam London mengatakan dia "melakukan semua yang dia bisa".

Baca juga: Fasilitas Nuklir Kedua Ukraina Dilaporkan Rusak Setelah Diterjang Peluru

Di kota pelabuhan Mariupol selatan yang dikepung, ratusan ribu orang tetap terperangkap tanpa makanan dan air di bawah pengeboman terus menerus.

Di kota timur Kharkiv, polisi mengatakan jumlah korban tewas akibat pemboman Rusia adalah 143 sejak dimulainya invasi.

Ukraina mengatakan pada Senin (7/3/2022) bahwa pasukannya telah merebut kembali kendali kota Chuhuiv, di timur laut setelah pertempuran sengit di bandara strategis Mykolayiv.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com