Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Ancam Setop Pasokan Gas ke Eropa, Ini Alasannya

Kompas.com - 08/03/2022, 12:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com - Kekhawatiran perang energi antara Rusia dan Barat tumbuh pada hari Selasa (8/3/2022), setelah Amerika Serikat (AS) mendorong sekutunya untuk melarang impor minyak Rusia sebagai sanksi atas invasi Moskow ke Ukraina.

Rusia telah memperingatkan bahwa pihaknya dapat menghentikan aliran gas melalui pipa dari Rusia ke Jerman sebagai tanggapan atas keputusan Berlin pada bulan lalu untuk menghentikan pembukaan pipa Nord Stream 2 baru yang kontroversial.

Rusia adalah negara pemasok 40 persen gas Eropa.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-12 Serangan Rusia ke Ukraina, Tawaran Evakuasi Kremlin Ditolak, Harga Minyak Meroket

"Kami memiliki hak untuk mengambil keputusan yang sesuai dan memberlakukan embargo pada pemompaan gas melalui pipa gas Nord Stream 1," kata Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak, Senin (7/3/2022), dikutip dari Reuters.

Novak juga memperingatkan bahwa harga minyak bisa lebih dari dua kali lipat menjadi 300 dollar AS per barel jika AS dan sekutunya melarang impor minyak Rusia.

Minyak menjadi sumber pendapatan penting Rusia setelah negara itu secara efektif dibekukan dari pasar keuangan Barat.

Analis di Bank of America mengatakan bahwa jika sebagian besar ekspor minyak Rusia dihentikan, mungkin ada kekurangan 5 juta barel per hari (bph) atau lebih, mendorong harga menjadi setinggi 200 dollar AS.

Harga minyak diketahui naik mendekati level tertinggi sejak 14 tahun lalu pada hari Selasa ini, dengan minyak mentah Brent berjangka naik 1,06 dollar AS atau 0,9 persen pada 124,27 dollar AS per barel pada 02.23 GMT, setelah diperdagangkan setinggi 125,19 dollar AS.

Baca juga: Rusia Tetapkan Negara yang Dianggap Tak Bersahabat, Ini Daftarnya

Presiden AS Joe Biden sendiri telah mengadakan panggilan konferensi video dengan para pemimpin Perancis, Jerman, dan Inggris pada Senin.

Biden mendorong adanya dukungan dari mereka untuk melarang impor minyak Rusia.

Tetapi, banyak negara di benua Eropa diketahui sangat bergantung pada energi Rusia.

Invasi Rusia, serangan terbesar terhadap negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua, telah menciptakan 1,7 juta pengungsi, serangkaian sanksi terhadap Moskwa, dan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas ketika Barat menyalurkan bantuan militer ke Ukraina.

Jepang telah ikut memperketat sanksi pada Selasa, membekukan aset tambahan 32 pejabat Rusia dan Belarus, serta eksekutif perusahaan yang memiliki hubungan dekat dengan pemerintah.

Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" yang dikatakan tidak dirancang untuk menduduki wilayah tetapi untuk menghancurkan kemampuan militer tetangga selatannya dan menangkap apa yang dianggapnya sebagai nasionalis berbahaya.

Baca juga: Nasib Warga Rusia saat Toko Produk Impor Favorit Mereka Tutup Satu Per Satu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com