Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Negara Kecam Peluncuran Rudal Balistik Korea Utara

Kompas.com - 08/03/2022, 12:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com – Ada 11 negara yang mengecam peluncuran rudal balistik Korea Utara terbaru.

Pada Senin (7/3/2022), Amerika Serikat (AS) dan 10 negara lainnya mengecam peluncuran rudal balistik terbaru oleh Korea Utara dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menanggapi.

Negara-negara tersebut menyatakan kelambanan Dewan Keamanan PBB bisa mengikis kredibilitas mereka sebagai badan terkuat PBB dan merusak upaya global untuk mencegah proliferasi senjata nuklir.

Baca juga: Korea Selatan Sebut Rudal Balistik, Korea Utara Klaim Hanya Uji Coba Satelit Pengintai

Duta Besar AS di PBB Linda Thomas-Greenfield membacakan pernyataan dari 11 negara setelah pengarahan tertutup Dewan Keamanan PBB tentang peluncuran rudal balistik ke-11 Korea Utara sejak awal tahun 2022 pada hari Sabtu (5/3/2022), yang terdeteksi oleh Korea Selatan.

Diberitakan Associated Press (AP), para ahli mengatakan peluncuran tersebut merupakan upaya untuk menambahkan sistem senjata baru ke gudang senjata Korea Utara dan menekan AS untuk membuat konsesi di tengah diplomasi yang terhenti.

Berikut ini adalah 11 negara yang kecam peluncuran rudal balistik Korea Utara:

  1. AS
  2. Albania
  3. Australia
  4. Brasil
  5. Perancis
  6. Irlandia
  7. Jepang
  8. Selandia Baru
  9. Norwegia
  10. Korea Selatan
  11. Inggris

Kesebelas negara itu mengatakan mereka tetap berkomitmen untuk mencari diplomasi yang serius dan berkelanjutan dengan Republik Rakyat Demokratik Korea, nama resmi negara Korea Utara.

Baca juga: Korea Utara Diduga Tembakkan Rudal Balistik Jelang Pilpres Korea Selatan

Mereka mengatakan AS dan lainnya telah berulang kali menawarkan dialog tanpa prasyarat.

Tetapi, mereka mengatakan Korea Utara telah memilih untuk meningkatkan peluncuran rudal balistiknya yang melanggar resolusi Dewan Keamanan dan hukum internasional, daripada memulai jalur diplomasi dan de-eskalasi.

Sebuah gambar kombinasi menunjukkan apa yang tampak sebagai uji coba rudal balistik jarak menengah dan jarak jauh Hwasong-12, yang menurut media pemerintah KCNA dilakukan pada hari Minggu (30/1/2022), bersama dengan gambar yang dilaporkan diambil dari luar angkasa dengan kamera di hulu ledak rudal tersebut dalam gambar ini dirilis pada Senin (31/1/2022). KCNA via REUTERS Sebuah gambar kombinasi menunjukkan apa yang tampak sebagai uji coba rudal balistik jarak menengah dan jarak jauh Hwasong-12, yang menurut media pemerintah KCNA dilakukan pada hari Minggu (30/1/2022), bersama dengan gambar yang dilaporkan diambil dari luar angkasa dengan kamera di hulu ledak rudal tersebut dalam gambar ini dirilis pada Senin (31/1/2022).
Kesebelas negara meminta semua 15 anggota Dewan Keamanan PBB untuk berbicara dengan satu suara dalam mengutuk tindakan berbahaya dan melanggar hukum ini.

Thomas-Greenfield menanggapi pertanyaan yang menanyakan tentang kegagalan anggota dewan pemegang hak veto China dan Rusia untuk mendukung pernyataan tersebut.

“Kami akan senang jika China dan Rusia bergabung dengan kami dalam grup ini,” katanya.

Dewan Keamanan PBB awalnya memberlakukan sanksi terhadap Korea Utara setelah uji coba nuklir pertamanya pada 2006 dan memperketatnya setelah uji coba nuklir lebih lanjut dan peluncuran dari program rudal balistiknya yang semakin canggih.

Baca juga: Korea Utara Salahkan AS atas Krisis Ukraina

Mantan duta besar AS untuk PBB Nikki Haley mengatakan pada 2018 bahwa sanksi telah memotong semua ekspor Korea Utara dan 90 persen dari perdagangannya, serta membubarkan kumpulan pekerja yang dikirim Korea Utara ke luar negeri untuk mendapatkan mata uang keras.

Pada bulan November 2021, sekutu terpenting Korea Utara, China dan Rusia menghidupkan kembali upaya 2019 mereka untuk meringankan sanksi terhadap Korea Utara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com