Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Salahkan AS atas Krisis Ukraina

Kompas.com - 27/02/2022, 12:45 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara menuduh Amerika Serikat (AS) sebagai akar penyebab krisis Ukraina saat membela Rusia.

Hal itu terungkap dalam tanggapan resmi pertama Korea Utara terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

Rusia seperti diketahui telah memerintahkan pasukan ke negara tetangga Ukraina minggu ini.

Baca juga: Benarkah Ukraina Menolak Tawaran Negosiasi Rusia?

Tindakan itu pun memicu kecaman global dan sanksi dari Barat, beberapa bahkan diarahkan langsung kepada Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri.

Namun Korea Utara, dalam tanggapan yang dikeluarkan dalam bentuk komentar yang diunggah di situs web Kementerian Luar Negeri, mengatakan bahwa AS harus disalahkan atas bencana yang sedang berlangsung.

“AS telah mengejar supremasi militer dengan mengabaikan permintaan sah Rusia untuk keamanannya," menurut komentar tersebut, yang dikaitkan dengan Ri Ji Song, seorang peneliti di North's Society for International Politics Study.

"Akar penyebab krisis Ukraina juga terletak pada sikap sewenang-wenang dan kesewenang-wenangan AS," kata posting yang diunggah di situs web Kementerian Luar Negeri Korea Utara pada Sabtu (26/2/2022), dikutip dari AFP.

Ri mengecam AS karena memegang "standar ganda", dengan mengatakan AS mencampuri urusan dalam negeri negara lain atas nama perdamaian dan stabilitas, tetapi tanpa alasan yang baik AS mencela tindakan pertahanan diri yang diambil oleh negara lain untuk memastikan keamanan nasional mereka sendiri.

Baca juga: Di Tengah Invasi Rusia ke Ukraina, Kapal Perang AS Berlayar ke Selat Taiwan

"Lewatlah sudah hari-hari ketika AS dulu berkuasa," kata posting itu.

Park Won-gon, seorang profesor Studi Korea Utara di Ewha Womans University berpendapat tanggapan tersebut merupakan reaksi resmi “low-key (samar)” karena diterbitkan dengan nama individu.

"Kesimpulannya adalah semua karena AS. Poin utamanya adalah Anda akan menderita jika tidak memiliki kekuatan," kata Park Won-gon kepada AFP.

Bersama dengan Beijing, Rusia adalah salah satu dari sedikit teman internasional Korea Utara dan sebelumnya telah membantu rezim tersebut.

Moskwa telah lama menentang peningkatan tekanan terhadap Korea Utara yang bersenjata nuklir, bahkan meminta bantuan dari sanksi internasional untuk alasan kemanusiaan.

China, sekutu terpenting Korea Utara, juga menyalahkan AS dan sekutu Baratnya dalam beberapa pekan terakhir karena "meningkatkan" krisis Ukraina.

Sementara itu, Korea Selatan, sekutu dekat AS, pekan lalu mengatakan akan bergabung dengan sanksi ekonomi internasional terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Baca juga: Pasukan Rusia Ledakan Pipa Gas di Kharkiv Ukraina, Waspada Bencana Lingkungan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com